Pembelanjaan impulsif merupakan salah satu perilaku konsumen dalam berbelanja yang seringkali diwarnai oleh dorongan yang kuat untuk membeli produk atau jasa. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti sejauh mana perilaku remaja mempengaruhi kecenderungan belanja impulsif dan faktorfaktor apa saja yang dapat mempengaruhi dan tidak mempengaruhi pembelian impulsif. Ada delapan variabel yang diukur, yaitu desakan untuk membeli, pengaruh positif, pengaruh negatif, in-store browsing, kenikmatan berbelanja, ketersediaan waktu, ketersediaan uang, dan kecenderungan pembelian impulsif. Penulis melakukan penelitian dengan cara melakukan survey. Penulis mengambil sampel sebanyak 120 orang siswa dan siswi SMU sebagai responden (52 siswa dan 68 siswi). Data dikumpulkan secara langsung kepada responden pada periode waktu tertentu dengan menyebarkan kuisioner tertulis. Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah (1) uji reliabilitas, (2) uji hipotesis dengan Structural Equation Model (SEM). Dari uji reliabilitas dapat disimpulkan bahwa kedelapan variabel pembelanjaan impulsif memiliki reliabilitas yang baik. Dari uji hipotesis dengan menggunakan SEM disimpulkan variabel urgensi, positif, kenikmatan berbelanja, waktu, uang, dan kecenderungan pembelian impulsif mempengaruhi perilaku responden dan juga merupakan variabel yang mempengaruhi pembelian impulsif, sedangkan variabel negatif dan in-store browsing tidak mempengaruhi perilaku responden dan juga merupakan variabel yang tidak mempengaruhi pembelian impulsif. |