Faktor Prognosis Tetanus Neonatorium di RS Kabupaten Indramayu dan Cirebon  

Oleh:

Bantas, Krisnawati ; Tantidjati, Lili

Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional
Dalam koleksi: MEDIKA: Jurnal Kedokteran Indonesia vol. 34 no. 07 (Jul. 2008), page 444.
Topik: Faktor prognosis kematian; tetanus neonatorum.

Ketersediaan

Perpustakaan FK Nomor Panggil: M40.K.2008.02 Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0) Tandon: tidak ada

Lihat Detail Induk

Isi artikel

Angka Kematian Bayi (AKB) di indonesia masih tetap tinggi. Salah satu penyebab utama dari kematian bayi adalah penyakit tetanus neonatorum. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan antara faktor prognosis dengan timbulnya kematian pada penderita tetanus neonatorium di kabupaten Indramayu pada tahun 1996-2001. Penelitian ini menggunakan desain studi epidemiology kasus - kontrol dengan perbandingan 1:1 Populasi studi adalah penderita tetanus neonatarum yang dirawat di RSD Kabupaten Cirebon dan Indramayu 1996-2001 dengan jumlah sampel 160. Variable yang diteliti adalah kematian ( variable terkait ) dan variable usia neonatus saat onset penyakit, status kekebalan neonatus, berat lahir neonatus, kecepatan pertolongan, jenis, dosis, dan cara pemberian antibiotik; jenis dosis, dan cara pemberian obat anti kejang; serta cara pemberian ATS ( sebagai variable bebas ). Semua variable yang diteliti di ukur dengan skala kategorikal. Analisis multivariat menggunakan analisis regresi logistik. Hasil penelitian menujukan bahwa penderita tetanus neonatrum sampai usia 7 hari berisiko 20.06 kali lebih tinggi untuk meninggal daripada neonatus yang berusia diatas 7 hari. Pemberian dosis obat antibiotik di bawah standar berisiko 4.34 kali untuk meninggal dari pada penggunaan dosis antibiotik sesuai standar. Penderita yang dibawa ke rumah sakit (>2 hari ) setelah gejala pertama berisiko meninggal 6.9 kali lebih besar dari pada yang di bawa pada hari pertama.

Opini Anda

Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali