Saat ini penyakit kanker pada anak sudah tidak asing lagi bagi masyarakat luas. Seiring dengan kemajuan teknologi, pengobatan pun menjadi semakin canggih. Pengobatan kanker secara umum dibagi menjadi 3 yaitu pembedahan (operasi), kemoterapi (pemberian obat senyawa kimia), dan radiasi (penyinaran). Efek secara fisik dari pengobatan diantaranya rambut rontok, mual, berat badan menurun, dan pertumbuhan yang terhambat. Efek kognitif diantaranya masalah dalam kemampuan konseptual, fungsi memori, dan kemampuan motorik. Efek secara psikologis diantaranya pengekspresian emosi yang rendah, kehilangan kontrol diri, sulit menjalin hubungan dengan teman sebaya. Hal ini dapat menyebabkan perbedaan kepribadian penderita kanker anak dan bukan penderita kanker anak, karena menurut Kinget (1952) pengalaman anak yang membentuk kepribadian anak. Untuk melihat perbedaan ini maka digunakan Tes Wartegg dengan metode skoring Crisi yang membuat kategori skoring yang baru yaitu The Evocative Character (CE), The Affective Quality (QA), The Formal Quality (QF), Content, dan The Frequency. Sampel pada penelitian ini adalah penderita kanker anak dari Rumah Sakit Kanker Dharmais dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusum dengan usia 6-13 tahun yang berjumlah 30 orang. Hasil penelitian ini adalah ada perbedaan yang signifikan pada skor CE dan content antara penderita kanker anak dan bukan penderita kanker anak yang mengindikasikan penderita kanker anak kurang dapat beradaptasi dengan baik dan adanya perbedaan minat antara kedua kelompok ini; tidak ada perbedaan yang signifikan pada skor QA dan QF menunjukkan baik penderita kanker anak maupun bukan penderita kanker anak juga dapat menunjukkan emosi yang negatif dan adanya stimulasi dari lingkungan yang terbatas. Sedangkan frekuensi respon penderita kanker anak yang lebih sedikit dari bukan penderita kanker anak mengindikasikan kreativitas yang lebih baik dan rendahnya konfomitas. Berdasarkan hasil wawancara juga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan kepribadian penderita kanker anak sebelum dan sesudah sakit kanker. Melalui hasil yang didapat, diharapkan keluarga, dokter, teman, guru, dsb, dapat membantu penderita kanker anak untuk beradaptasi, memberi dukungan secara emosional dan sosial. Selain itu, orang tua juga memerlukan dukungan sosial dan emosi baik dari dokter maupun orang tua lain yang sama-sama memiliki anak yang menderita kanker, baik dengan membentuk social-support group atau sekedar konsultasi dengan dokter. |