Peran guru sebagai pendidik di dunia pendidikan sangat penting. Keberhasilan generasi penerus bangsa sebagian besar ada di tangan seorang guru, terutama guru sekolah dasar. Karena pada pendidikan dasar, guru dituntut untuk memantapkan keutuhan pribadi siswa yang masih mengalami proses rkembangan menuju ke arah diri pribadi yang lebih stabil secara emosional sehingga dapat menjalankan pendidikan yang lebih tinggi dengan lebih mantap. Walaupun peran guru SD, baik negeri maupun swasta, sama besar, namun beban yang ditanggung oleh guru SD Negeri dapat dikatakan lebih berat. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, sekolah negeri yang semua penyelenggaraannya diadakan oleh dan atas dana dari pemerintah, maka kinerjanya pun langsung dipantau oleh pemerintah. Kedua, berdasarkan data yang didapat dari pemerintah propinsi DKI Jakarta, bahwa jumlah SD Negeri lebih banyak jika dibandingkan dengan SD Swasta. Data ini menunjukkan bahwa jumlah siswa SD Negeri pun lebih banyak dari SD Swasta. Dari kedua hal tersebut dapat dilihat bahwa guru SD Negeri pada akhirnya dituntut untuk memiliki integritas yang lebih tinggi karena banyaknya masa depan anak bangsa yang menjadi tanggung jawabnya. Dengan beban yang lebih berat, namun reward berupa finansial yang diterima ternyata kurang dapat memenuhi apa yang diharapkan oleh para guru SD Negeri tersebut. Kenaikan penghasilan pada profesi guru selalu diikuti oleh kenaikan harga-harga kebutuhan hidup. Hal ini menyebabkan sebagian guru tersebut memutuskan untuk mencari pekerjaan lain, di samping pekerjaannya sebagai guru di satu sekolah, dengan tujuan menambah penghasilan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Adanya pekerjaan lain tersebut dapat menyebabkan guru menjadi kurang maksimal dan fokus dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai guru. Namun, terdapat pula sebagian guru yang tetap memutuskan untuk tidak mencari penghasilan tambahan dari pekerjaan lain sehingga dapat fokus pada pekerjaannya yang mulia sebagai guru di satu sekolah. Dengan adanya fenomena ini, maka peneliti ingin melihat apakah ada perbedaan integritas antara guru SD Negeri yang memiliki pekerjaan tunggal dan yang memiliki pekerjaan rangkap. Integritas adalah ketaatan yang kuat pada nilai moral yang menggambarkan benar dan salah dalam hidup individu yang diukur dengan menggunakan overt integrity test yang secara langsung mengungkap sikap dan perilaku responden berkaitan dengan pencurian dan kontra produktif dan juga menggunakan covert integrity test yang mengukur beberapa trait yang merupakan prediktor dari kejujuran dalam pekerjaan berdasarkan aspek kepribadian. Untuk melihat perbedaan integritas ini peneliti menggunakan skala integritas yang merupakan modifikasi dari overt integrity test dan covert integrity test yang disusun oleh Edward Hoffman. Kedua skala integritas yang dipakai tersebut masing-masing memiliki 30 item. Setelah dilakukan pengujian validitas, maka jumlah item yang digunakan pada overt integrity test adalah 28 item dan pada covert integrity test sebanyak 28 item. Kemudian peneliti juga melakukan pengujian reliabilitas dengna menggunakan rumus coefficient alpha dari Cronbach. Pada overt integrity test menghasilkan angka 0,78 dan pada covert integrity test adalah 0,74. Menurut Guilford & Fruchter (1978) dapat disimpulkan bahwa overt integrity test dan covert integrity test cukup reliabel dan item-item yang terdapat dalam alat ukur ini memiliki konsistensi internal (internal consistency) dalam mengukur domain perilaku yang sama. Karakteristik sampel pada penelitian ini adalah guru PNS golongan IV yang mengajar di SD Negeri Jakarta dan sudah memiliki status pernikahan atau berkeluarga. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 84 guru (45 guru yang memiliki pekerjaan tunggal dan 39 guru yang memiliki pekerjaan rangkap), yang memenuhi karakteristik sample yang telah ditetapkan sebelumnya oleh peneliti. Perhitungan statistik yang digunakan peneliti untuk melaukan pengujian hipotesis yaitu independent t-test. Hasil yang diperoleh dalam penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan integritas dalam overt integrity antara guru SD Negeri yang memiliki pekerjaan tunggal dan yang memiliki pekerjaan rangkap. Perbedaan ini juga menunjukkan bahwa integritas yang dimiliki guru SD Negeri yang memiliki pekerjaan tunggal lebih tinggi dari guru SD negeri yang memiliki pekerjaan rangkap. Kemudian hasil yang kedua adalah tidak ada perbedaan integritas dalam covert integrity antara guru SD Negeri yang memiliki pekerjaan tunggal dan yang memiliki pekerjaan rangkap. Dari hasil-hasil tersebut didapatkan kesimpulan bahwa walaupun integritas guru SD Negeri yang memiliki pekerjaan rangkap lebih rendah dari guru SD Negeri yang memiliki pekerjaan tunggal, namun secara keseluruhan integritas kedua kelompok sama-sama tinggi. |