Autisme belakangan ini semakin banyak dialami oleh anak-anak di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Peningkatan jumlah penderita autism menimbulkan kekhawatiran akan munculnya reaksi stres pada saudara kandung dari anak autistik. Kekhawatiran ini muncul karena sebagai saudara kandung anak autistik, seorang anak akan berhadapan dengan tiga situasi yang dapat menjadi stressor. Ketiga situasi tersebut adalah situasi orang tua, situasi saudara kandungnya yang autistik, dan situasi peer group. Namun sayangnya, sampai saat ini masih sulit menemukan penelitian yang memfokuskan penelitiannya pada stres yang dialami oleh saudara kandung anak autistik. Padahal jika ternyata para saudara kandung anak autistik ini mengalami stres, maka akan ada dampak negatif yang bisa terjadi pada mereka. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk mengetahui gambaran stres yang dialami oleh saudara kandung anak autistik Selain mencari gambaran stresnya, peneliti juga akan meneliti tipe coping yang dilakukan oleh saudara kandung anak autistik dalam mengatasi stres mereka. Peneliti mengklasifikasikan karakteristik perilaku coping saudara kandung anak autistik ke dalam 4 tipe, yaitu parentified child, withdrawn child, acting-out child, dan superachieving child. Dari perilaku coping mereka, peneliti juga akan mencari tahu apa saja dampak yang muncul, baik yang positif maupun yang negatif. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara mewawancarai 3 orang subjek utama, yang merupakan saudara kandung anak autistik, dan 3 orang subjek pendukung, yang merupakan ibu dari masing-masing subjek utama. Wawancara dilakukan dengan menggunakan panduan wawancara. Berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara, peneliti menemukan bahwa pada ketiga subjek utama tidak ditemukan adanya reaksi stres, baik terhadap situasi orang tua, saudara kandung yang autistik, dan peer group mereka. Akan tetapi, meskipun tidak mengalami stres, dua dari tiga subjek utama penelitian ini menunjukkan perilaku coping tipe parentified child dan superachieving child. Kemudian, dalam hal dampak, dari kedua subjek yang melakukan coping, peneliti hanya menemukan dampak positif yang kurang begitu menonjol. Sedangkan dampak yang negatifnya tidak ditemukan dalam diri subjek. Dari hasil penelitian ini, peneliti melihat bahwa keterlibatan orang tua berpengaruh terhadap muncul atau tidaknya reaksi stres yang dialami oleh saudara kandung anak autistik |