Anda belum login :: 23 Nov 2024 18:18 WIB
Detail
BukuSistem Perawatan Preventive Dengan pendekatan Reliability Centered Maintenance II (Studi Kasus : PT. Pelita Cengkareng Paper Co. Tangerang)
Bibliografi
Author: LEONY, LIOE ; Hutahaean, Hotma Antoni (Advisor)
Topik: RCM II; FMEA; Penjadwalan
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Unika Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2008    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FTI-368
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Maintenance mesin merupakan faktor pokok yang mendukung perusahaan dalam mengurangi kerusakan-kerusakan yang dialami oleh mesin. Kerusakan mesin sering disebabkan oleh keandalan atau reliability yang berkurang. Kerusakan yang dialami mesin akan sangat menganggu jalannya proses produksi walaupun terjadi hanya beberapa saat. Ketika mesin mengalami kerusakan maka proses produksi akan terhenti dan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan terutama bagi perusahaan yang beroperasi selama 24 jam. Maka dari alasan tersebut dilakukan analisis sistem perawatan dengan menggunakan Reliability Centered Maintenance II (RCM II). Sistem perawatan ini adalah sistem untuk mengefektifkan preventive maintenance dan digunakan sebagai rencana pengendalian proses. Langkah awal dari RCM II adalah mengidentifikasi equipment yang harus diprioritaskan dan penentuan komponen kritis yang rawan terhadap kegagalan. Dimana komponen kritis yang terpilih yaitu packing (gland), bearing, pipa/valve, impeller, sleeve. Untuk mengetahui modus kegagalan yang dialami oleh masing-masing komponen digunakan failure mode and effect analysis (FMEA). FMEA membahas berbagai jenis kegagalan yang terjadi, penyebab
kegagalan, serta dampak kegagalan yang ditimbulkan oleh masing-masing komponen yang
dicatat dalam lembar I RCM. Pada lembar II RCM menentukan nilai RPN . Modus kegagalan
akan berkaitan dengan tugas pemeliharaan dalam RCM decision diagram. Dari decision diagram tersebut didapatkan pengelempokkan tugas untuk tiap komponen. Komponen packing (gland), bearing, pipa/valve, impeller tindakan pemeliharaan yang dilakukan yaitu schedule
restoration sedangkan komponen sleeve adalah schedule discard. Penentuan jadwal perawatan pencegahan diperoleh dengan melakukan perhitungan TTR dan TBF dengan menggunakan distribusi-distibusi. Komponen packing(gland) dengan distribusi weibull dan MTBF sebesar 5358,1305 sedangkan MTTR sebesar 1,0249 dan berdistribusi eksponensial ; Komponen bearing dengan distribusi normal dan MTBF sebesar 129,75
sedangkan MTTR sebesar 0,9755 dan berdistribusi lognormal ; Komponen pipa/valve dengan
distribusi lognormal dan MTBF sebesar 1812,4277 sedangkan MTTR sebesar 1,132 dan berdistribusi eksponensial ; Komponen impeller dengan distribusi weibull dan MTBF sebesar 32183,5414 sedangkan MTTR sebesar 6,3411 dan berdistribusi lognormal ; Komponen sleeve dengan distribusi weibull dan MTBF sebesar 1634,2992 sedangkan MTTR sebesar 1,6079 dan berdistribusi lognormal.
Berdasarkan hasil perhitungan interval waktu inspeksi untuk komponen dengan tugas pemeliharaan rata-rata frekuensi pemeriksaan yang dilakukan sebanyak 1 kali dan interval
pemeriksaan sebesar 676 jam atau tiap 28 hari. Kategori schedule discard untuk komponen
sleeve dilakukan interval penggantian tiap 832 jam.
Sistem perawatan dengan menggunakan RCM II dapat dikatakan dapat meningkatkan performansi dari tiap komponen karena berdasarkan hasil analisa didapatkan nilai availability yang dimiliki oleh komponen (mendekati nilai 1) sehingga dapat meminimasi total downtime. Sedangkan kondisi reliability saat ini mengalami peningkatan.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.171875 second(s)