Anda belum login :: 23 Nov 2024 22:24 WIB
Detail
BukuGambaran Stres dan Coping Stres Pada Istri Pertama yang Mempunyai Suami Berpoligami
Bibliografi
Author: LESTARI, NAOMI ERNAWATI ; Partasari, Wieka Dyah (Advisor)
Topik: Stres dan Coping Stres; Berpoligami
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2008    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext: Naomi Ernawati Lestari's Undergraduate Theses.pdf (353.45KB; 160 download)
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FP-1101
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Poligami merupakan suatu fenomena yang cukup sering ditemukan di Indonesia. Hal ini disebabkan adanya ayat dalam agama Islam dan hukum di Indonesia yang memberikan celah bagi seorang suami untuk mempunyai istri lebih dari satu. Poligami seringkali menimbulkan ketidakadilan-ketidakadilan bagi istri pertama, seperti tidak meminta ijin istri pertama untuk menikah lagi, pembagian kasih sayang yang berbeda, kekerasan fisik, psikologis, seksual, maupun finansial. Hal tersebut bisa menjadi stresor bagi istri pertama sehingga menyebabkan stres. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran mengenai stresor yang dihadapi istri pertama yang dipoligami, proses penilaian terhadap situasi menekan, dampak stres, dan strategi coping yang digunakan untuk mengatasi stres. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara sebagai metode pengumpulan data. Penelitian dilkasanakan pada 3 istri pertama yang dipoligami, beserta 3 subjek pendukung. Mengenai masalah yang dihadapi istri pertama yang dipoligami akan dikaji menurut teori Mulia (2004), proses penilaian menurut teori Lazarus (1991) yang menyatakan bahwa proses penilaian terhadap stresor dibagi menjadi 2, yaitu primary dan secondary appraisal. Dampak stres menurut teori Melamed et al. (dalam DiMatteo & Martin, 2002), strategi coping yang digunakan menurut teori Lazarus (1991) yang membagi strategi coping ke dalam problem focused coping dan emotion focused coping. Coping task menurut teori Cohen dan Lazarus (dalam Taylor, 1999) dan coping outcomes menurut teori Taylor (1990). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga subjek mengalami stresor sosiopsikologis, yaitu perasaan inferior, konflik internal dan eksternal, serta perkembangan jiwa anak. Stresor selanjutnya adalah stresor kekerasan terhadap istri, yang meliputi kekerasan fisik, psikologis, seksual, dan ekonomi. Stresor yang terakhir adalah stresor sosial, di mana suami subjek tidak meminta ijin untuk menikah lagi dan berbohong mengenai status mereka. Ketiga subjek melakukan proses penilaian terhadap situasi poligami yang mereka hadapi, yaitu primary appraisal dan secondary appraisal. Pada tahap primary appraisal mereka melakukan penilaian terhadap hal yang sama, sedangkan pada tahap secondary appraisal mereka melakukan penilaian terhadap komponenkomponen secara berbeda sehingga menyebabkan kondisi stres mereka juga berbeda. Ketiga subjek mengalami dampak stres, yaitu dampak fisik, psikologis, dan kognitif. Ketiga subjek paling banyak memakai strategi coping seeking social support dan escape-avoidance. Saran metodologis untuk penelitian selanjutnya adalah melengkapi pengukuran tingkat stres dengan pengukuran kuantitatif dan latar belakang subjek yang lebih beragam. Saran praktis yang diberikan adalah agar istri pertama yang dipoligami memakai gabungan strategi coping yang lebih variatif, dukungan keluarga secara moril dan materil, konselor/psikolog agar membantu mengembangkan gaya kepribadian yang lebih baik, dan pemerintah agar memperketat UU perkawinan dan anti KDRT.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.171875 second(s)