Perkembangan kasus narkoba terus meningkat setiap tahunnya di Indonesia. Untuk dapat menghadapi permasalahan narkoba ini ada beberapa tahapan intervensi yang dapat dilakukan, yaitu pencegahan primer, pencegahan sekunder, pencegahan tersier, dan pencegahan resiko. Tahapan yang sudah cukup berkembang di Indonesia adalah tahap pencegahan tersier, yaitu berupa rehabilitasi atau pengobatan bagi para individu ketergantungan narkoba. Ada satu program rehabilitasi narkoba yang cukup berkembang pesat dan banyak diterapkan di Indonesia, yaitu rehabilitasi narkoba metode therapeutics community (TC). Rehabilitasi narkoba metode TC ini telah terbukti keberhasilannya di negara asalnya Amerika Serikat, serta negara – negara lainya seperti Thailand dan Australia, yang dilihat berdasarkan rendahnya tingkat relapse (kembali menyalahgunakan narkoba) pada para pasiennya (residen). Akan tetapi penerapan rehabilitasi narkoba metode TC di Indonesia belum terlihat keberhasilannya, yang dilihat dari masih tingginya tingkat relapse para residennya. Diketahui bahwa keberhasilan penerapan metode TC sangat tergantung dari riset – riset yang dilakukan guna modifikasi dan pengembangan metode TC, sehingga penerapannya dapat menggunakan metode – metode baru dan disesuaikan dengan karakteristik kebudayaan setempat.Penelitian ini hendak melihat gambaran PWB residen pusat rehabilitasi narkoba metode TC pada tahap re-entry program, dimana tahap re-entry berada setelah tahap penyembuhan pokok yaitu tahap primary program. Gambaran PWB dalam penelitian ini dilihat berdasarkan keenam dimensinya, yaitu dimensi hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, pengembangan diri, tujuan hidup, dan penerimaan diri. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental, dengan menggunakan metode kuantitatif, yaitu menggunakan alat ukur berupa skala PWB dari Ryff (1989). Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 32 orang, dengan metode pengambilan sampel convenience sampling. Peneliti mengambil sampel berdasarkan kriteria – kriteria dan ketersediaan sampel yaitu residen pusat rehabilitasi narkoba metode TC pada tahap re-entry program yang ada di DKI Jakarta. Analisis hasil yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik statistik standart score (Zscore), dengan membaginya menjadi tiga kelompok, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Hasil dari penelitian memberikan gambaran mengenai kondisi PWB residen pusat rehabilitasi narkoba metode TC pada tahap re-entry berdasarkan keenam dimensinya. Ditemukan bahwa kondisi keenam dimensi PWB residen pusat rehabilitasi narkoba metode TC pada tahap re-entry didominasi oleh pembagiannya pada kelompok sedang. Hal ini di dukung pula oleh data tambahan yang diperoleh peneliti melalui empat pertanyaan terbuka, yang hasilnya menunjukan bahwa sebagian besar residen merasa memiliki keadaan emosi atau perasaan yang lebih positif, merasa memiliki perbedaan kondisi yang lebih positif, dan memiliki rencana masa depan yang lebih jelas setelah menjalankan proses rehabilitasi metode TC. Hal – hal yang berhubungan dengan hasil kesimpulan, diskusi, dan saran akan dijelaskan lebih lanjut dalam penulisan ilmiah ini. Pada akhirnya kesimpulan umum yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah gambaran PWB residen pusat rehabilitasi narkoba metode TC tahap re-entry didominasi penyebarannya pada kelompok sedang. Mendasar pada hasil penelitian yang diperoleh, saran praktis yang dapat diberikan adalah pusat rehabilitasi dapat lebih meningkatkan kualitas rehabilitasi yang ada agar dapat mengembangkan kondisi PWB para residen menjadi lebih baik lagi, selain itu program – program lanjutan seperti after care sangat perlu ditingkatkan untuk menjaga kondisi PWB para residen agar dapat terus berkembang menjadi lebih baik. Saran metodologis yang dapat diberikan adalah akan lebih baik jika proses pengumpulan data juga menggunakan metode kualitatif yaitu wawancara dan observasi, sehingga hasil yang diperoleh dapat lebih kaya dan mendalam. |