Tingginya tingkat persaingan industri pengolahan susu kental manis (SKM) nasional, membuat PT Indomilk tidak dapat menjual SKM yang diproduksinya pada harga jual yang ditetapkan. Permasalahan ini berdampak pada menurunnya tingkat laba yang dicapai perusahaan. Sebagai alternatif solusi, penulis mengusulkan upaya meningkatkan laba perusahaan tanpa harus menaikkan harga jual SKM Indomilk melalui penerapan metode target costing. Target costing yang diterapkan harus melalui beberapa tahap, yaitu (1) penetapan target price, (2) penetapan target profit, (3) perhitungan target cost dan (4) pelaksanaaan value engineering untuk mencapai target cost. Setelah target costing diterapkan, ternyata pada harga jual yang sama terjadi kenaikan desire profit margin SKM Indomilk, yang semula Rp 850,- per kaleng menjadi Rp 1.100,- per kaleng. Keberhasilan tersebut dicapai perusahaan pada tahapan value engineering, yaitu melalui program penghematan biaya produksi dan non produksi secara menyeluruh. Program menghematan biaya dilakukan dengan tetap menjamin produk yang dihasilkan dapat memuaskan konsumen pada harga jual yang dapat diterimanya dan tetap mempertahankan kualitas produk SKM. Sehingga dapat dikatakan bahwa target costing merupakan salah satu alat manajemen untuk mengendalikan biaya produksi, meningkatkan laba, serta menentukan harga jual yang berfokus kepada minat dan daya beli konsumen. Diharapkan melalui penerapan target costing perusahaaan tidak hanya mensejahterakan kepentingan pribadi tetapi juga menjawab kebutuhan konsumen akan produk berkualitas. |