Economic value added (EVA) merupakan salah satu pendekatan kontemporer dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan, yang diharapkan dapat mengatasi keterbatasan pengukuran kinerja keuangan konvensional seperti rasio keuangan. Penelitian ini menganalisis penerapan rasio keuangan dan konsep EVA pada PT Semen Gresik (Persero) Tbk (“Perseroan”), periode tahun 2001 sampai tahun 2005. Tujuannya adalah untuk menilai kinerja keuangannya dan membandingkan hasil penilaian berdasarkan kedua metode tersebut. Hasil analisis data, menunjukkan bahwa ditinjau dari rasio-rasio keuangannya, khususnya return on investment (ROI) dan return on equity (ROE), Perseroan memiliki kinerja yang baik dan mampu menghasilkan tingkat pengembalian yang memadai bagi pemilik selama periode waktu yang diteliti. Berdasarkan analisis EVA, kinerja Perseroan kurang baik pada tahun 2001 sampai 2003 karena Perseroan gagal dalam menciptakan nilai tambah ekonomis akibat tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih rendah daripada tingkat pengembalian yang dituntut oleh investor. Baru pada tahun 2004 dan 2005, Perseroan dapat menciptakan nilai tambah ekonomis bagi pemilik modal, konsisten dengan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan. Hasil analisis menunjukan bahwa perusahaan dengan nilai ROI dan ROE yang positif belum tentu mampu menciptakan nilai tambah ekonomis atau memiliki EVA yang positif. Perbedaan ini terjadi karena ROI dan ROE tidak memperhitungkan biaya modal atas ekuitas dan laba yang diperhitungkan tidak mencerminkan laba sesungguhnya dari kegiatan normal perusahaan. Jadi, EVA dapat digunakan untuk melengkapi pengukuran kinerja konvensional sehingga kinerja sesungguhnya dari manajemen dapat diukur dan dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan. |