Untuk menjadi pemenang dalam dunia bisnis di era globalisasi dan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, perusahaan harus dapat menghasilkan produk yang memenuhi selera konsumen dengan mutu terbaik dan harga yang bersaing. Karena itu penetapan harga pokok produk merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Sistem akuntansi tradisional yang digunakan PT X saat ml tidak menggambarkan penyerapan sumber daya secara tepat sehingga menimbulkan distorsi biaya yang dapat menyebabkan penetapan harga jual yang kurang tepat oleh pihak manajemen. OIeh karena itu penulis merasa perlu untuk mengusulkan attematif sistem akuntansi yang lebih modem, yang dapat meminimalisir distorsi biaya yang disebabkan oleh sistem akuntansi tradisional, yaitu sistem Activity Based Costing System (ABC). Sistem ABC membebankan biaya tidak berdasarkan pada volume produksi, tetapi berdasarkan pada pemicu biaya, yaltu aktivitas. Pada skripsi mi, penulis melakukan perhitungan harga pokok produk pada PT X, yang menggunakan sistem tradismonal, dan penutis bandingkan dengan sistem ABC sebagai alternatif. Dan penelitian yang penulis lakukan, dapat diketahui bahwa distorsi harga pokok produk yang terjadi pada produk A adalah sebesar 9,64% overcosted, sementara pada produk B 0,08% undercosted. Selain itu, berdasarkan sistem akuntansi tradisional, PT X beranggapan bahwa kedua produk A dan B menghasilkan kontnibusi laba yang sama yaitu sebesar 40,21% per produk, padahal dengan menggunakan sistem ABC, produk A memitiki kontnibusi terhadap laba yang Iebih besar, yaitu 53,73%, dan produk B memberikan kontnbusi terhadap laba yang lebih rendah, yaitu hanya 28,35% dan harga pokok produk per unit. Dengan kelebihan yang dibenikan oleh sistem ABC datam perhitungan harga pokok produk dan kontnibusi laba produk, maka dapat disimpulkan bahwa sistem ABC merupakan sistem akuntansi yang lebih tepat bagi PT X. |