Anda belum login :: 24 Nov 2024 08:20 WIB
Detail
BukuPENERAPAN PREDICTIVE MAINTENANCE PADA KILN SHELL DI MESIN ROTARY KILN (STUDI KASUS : PT.Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk, Citeureup)
Bibliografi
Author: NUGROHO, SULISTYO ; Hutahaean, Hotma Antoni (Advisor)
Topik: predictive maintenance; fault tree analysis; overall equipment effectiveness; reliability; replacemen analysis
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Unika Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2008    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext: Sullistyo Nugroho's Undergraduate Theses.pdf (2.12MB; 50 download)
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FTI-337
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
PT. ITP.Tbk, merupakan produsen semen terbesar di Indonesia. Visi PT.ITP.Tbk adalah penyediaan papan, bahan bangunan, dan jasa terkait yang
bermutu dengan harga kompetitif dan tetap memperhatikan pembangunan berkelanjutan, mendukung peningkatan kesejahteraan mesyarakat dan ramah lingkungan. Untuk mendukung visi tersebut maka mesin – mesin sebagai salah satu fasilitas produksi yang merupakan bagian vital dan harus senantiasa dirawat agar dapat beroperasi dengan baik pada saat dibutuhkan. Selama ini PT. ISM, Tbk
telah menerapkan kebijakan perawatan pencegahan (preventive maintenance),
yang terdiri dari inspeksi, pelumasan dan corrective maintenance. Namun tetap saja downtime yang terjadi cukup besar yaitu 203.660 menit (2002 – 2005). Hal ini disebabkan karena pada saat terjadi kerusaka yang ditandai dengan penyimpangan parameter tindakan inspeksi harus dilakukan dengan menghetikan mesin atau shutdown, hal ini menyebabkan downtime produksi menjadi tinggi.
Berdasarkan masalah tersebut diperlukan suatu sistem perawatan yang baru. Baru sistem perawatan yang baru adalah dengan melengkapi sistem lama(preventive maintenance) dengan predictive maintenance. Kegiatan utama dalam sistem perawatan baru adalah thermography monitoring, thermography analysis,
diagnosis dan action. Melalui sistem perawatan baru ini diharapkan dapat meminimalisasi terjadinya downtime. Hal ini disebabkan karena melalui sistem
perawatan baru akan diketahui kondisi dari mesin ataupun komponen. Mesin/komponen yang menjadi obyek penelitian adalah kiln shell pada
mesin rotary kiln, karena kiln shell termasuk di dalam mesin/komponen kritis 1. Berdasarkan data kerusakan dan fault tree analysis diketahui kerusakan terjadi ditandai dengan adanya penyimpangan temperatur yan mempengaruhi kiln
alignment, ovality Hasil dari perhitungan untuk parameter overall equiment effectiveness
sistem perawatan lamasebesar 76,20 % sementara sistem perawatan baru 83,04% , untuk parameter mean time to failure sistem perawatan lamasebesar 126.501,3 sementara sistem perawatan baru 94.726 , untuk parameter reliability sistem
perawatan lama sebesar 36,32% sementara sistem perawatan baru 39,74% dan untuk parameter biaya sistem perawatan lama untuk calcining zone Rp
314.235.392,- sementara sistem perawatan baru Rp 274.793.958,-. Untuk perhitungan replacement analysis biaa penggunaan peralatan sistem lama sebesar Rp555.185.000,- sedangkan untuk sistem baru sebesar Rp330.372.000,- Berdasarkan perbandingan analisis kedua sistem tersebut terlihat bahwa sistem baru masih lebih baik.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.40625 second(s)