Ada bermacam-macam masalah yang dialami oleh para siswa di sekolah.Beberapa siswa dapat mengatasi masalahnya sendiri, tetapi ada juga yang tidak dapat mengatasinya sendiri. Siswa yang tidak dapat mengatasi masalahnya sendiri membutuhkan guru pembimbing. Guru pembimbing diharapkan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Untuk itu, perlu diperhatikan peran mereka dalam kehidupan nyata sehari-hari.Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai persepsi mahasiswa FKIP program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2002 dan 2003 terhadap peran guru pembimbing. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah peran guru pembimbing di sekolah sebagai penolong dari setiap masalah yang dihadapi siswa lebih terlihat dibandingkan peran-peran lainnya seperti informator, komunikator, fasilitator, interpreter, dan konsultan.Subjek penelitian ini adalah mahasiswa FKIP-BK angkatan 2002 dan 2003 berjumlah 40 orang, terdiri dari 19 orang angkatan 2002 dan 21 orang angkatan 2003. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan jenis deskriptif, sedangkan instrumen yang digunakan sebagai teknik pengumpulan data adalah skala penilaian. Berdasarkan hasil ujicoba instrumen, dari 60 pernyataan ada 26 pernyataan yang dinyatakan valid dengan reabilitas alpha sebesar 0,883. Perangkat analisis data yang digunakan adalah tabel distribusi frekuensi.Hasil analisis data menunjukkan mahasiswa program studi Bimbingan Konseling angkatan 2002 dan 2003 Unika Atma Jaya, Jakarta mempersepsikan peran guru pembimbing sebagai penolong. Persepsi guru pembimbing sebagai penolong dapat terlihat karena aktivitas-aktivitas guru pembimbing di sekolah nampak pada kehidupan sehari-hari dibandingkan dengan aktivitas lainnya, seperti emberikan alternatif pemecahan masalah, memfasilitasi antara orang tua dengan siswa/guru mata pelajaran lain Saran-saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian, yakni: (1) Bagi mahasiswa BK diharapkan mengadakan pertemuan untuk sharing dalam bentuk/metode bimbingan kelompok dengan tujuan agar mendapatkan masukanmasukan mengenai permasalahan yang ada di sekolah. (2) Bagi program studi Bimbingan dan Konseling agar sering mengadakan pelatihan/training/seminar bagi mahasiswa untuk meningkatkan kompetensi guru pembimbing di sekolah dan menjadi lebih profesional dimata siswa. |