Menurut prinsip ergonomi pendidikan, performansi pendidikan mempunyai interaksi yang kuat dengan desain pendidikan. Pada penelitian ini,peneliti menemukan bahwa mahasiswa mempunyai keluhan terhadap perkuliahan TKI 330 MSDM. Dimana dapat disimpulkan bahwa desain dari perkuliahan ini belum sesuai dengan keinginan mahasiswa atau dapat dikatakan mempunyai performansi yang tidak baik. Sebuah desain pendidikan yang baik akan menghasilkan performansi pendidikan yang baik pula.Performansi pendidikan yang baik salah satunya dapat terlihat dari kepuasan dari sisi pembelajar atau mahasiswa, mengenai pendidikan yang didapat. Menurut Thomas J. Smith pada penelitiannya dalam model Behavioral Cybernetics of Educational Ergonomics (BCEE), desain pendidikan dipengaruhi oleh 7 faktor didalamnya. Lima dari tujuh faktor utama dalam model BCEE tersebut diturunkan menjadi 8 subfaktor yang kemudian menjadi keinginan mahasiswa dalam kelas tersebut.Metode Fuzzy QFD digunakan untuk merancang perbaikan yang sesuai dengan kebutuhan atau keinginan mahasiswa serta kemampuan pengajar. Pada penelitian ini digunakan 3 fase dari penggunaan QFD dalam bidang jasa.Metodologi untuk mentranslasikan Voice of Customer (VOCs) ke Operation Requirements (ORs). ORs ini adalah suatu operasi/ aksi/tindakan untuk menyampaikan kualitas jasa sesuai dengan VOCs. Sedangkan Fuzzy digunakan untuk mengatasi masalah keambiguan yang terjadi karena persepsi dalam pengisian kuesioner dan dalam penentuan korelasi antara WHATs dengan HOWs dalam QFD. Dari hasil analisis – analisis ini maka didapatkan satu ORs terbesar yaitu “Adanya waktu penelitian yang cukup, Melakukan Evaluasi Perkuliahan,Mengikuti Penerbitan Buku baru, Mengikuti Kelas / kursus singkat, Mengikuti Seminar, Menjalani hubungan yang baik dengan Alumni, dan Adanya dukungan petugas” Dengan dilakukannya ORs yang terpilih maka diharapkan keluhan yang ada akan teratasi. |