Pendidikan formal di Indonesia belum cukup memberi stimulus pada perkembangan inteligensi anak, karena hanya mengembangkan kemampuankemampuan tertentu saja, misalnya verbal, numerik dan pengetahuan umum, yang lebih terfokus pada fungsi dan peran otak bagian kiri, dan kurang merangsang fungsi dan peran otak bagian kanan. Menurut Gardner, inteligensi musik dan inteligensi spasial dapat mengembangkan fungsi dan peran pada belahan otak kanan. Kemampuan spasial relevan dengan domain kinerja musik, hal ini dapat dilihat dari penelitian efek Mozart yang dilakukan oleh Gordon Shaw dan Frances Raucher bahwa musik Mozart dapat meningkatkan kemampuan spasial temporal. Gallahue mengatakan bahwa memperdengarkan musik klasik melalui ritme, melodi, dan harmoni dapat menstimulasi kemampuan belajar anak. Menurut Gardner, kemampuan spasial adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara tepat, yang di dalamnya termasuk kemampuan mengenal bentuk dan benda secara tepat, melakukan perubahan suatu benda dalam pikirannya dan mengenali perubahan tersebut, menggambarkan suatu hal atau benda dalam pikiran dan mengubahnya dalam bentuk nyata, mengungkapkan data dalam suatu grafik serta kepekaan terhadap keseimbangan, relasi, warna, garis, bentuk, dan ruang.Dalam penelitian ini masalah yang akan diteliti adalah, apakah ada perbedaan kemampuan spasial pada remaja yang mendapat pendidikan musik klasik dan remaja yang tidak mendapat pendidikan musik klasik? Jenis penelitian ini adalah noneksperimental, dengan menggunakan sampel sebanyak 70 remaja berusia 11-15 tahun yang dibagi menjadi 2 kelompok yakni, 35 siswa-siswi SMP Tarakanita V kelas 1-2,dan 35 siswa-siswi Sekolah Musik Yayasan Pendidikan Musik.Teknik penelitian yang dipakai adalah purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner kemampuan spasial yang dikembangkan dari teori Gardner.Pengolahan data penelitian dilakukan dengan teknik statistik parametrik t-test atau ujit dengan bantuan program SPSS 15.0. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan ada perbedaan kemampuan spasial pada remaja yang mendapat pendidikan musik klasik dan remaja yang tidak mendapat pendidikan musik klasik. Skor kemampuan spasial remaja yang mendapat pendidikan musik klasik lebih tinggi daripada remaja yang tidak mendapat pendidikan music klasik. Dengan demikian, kemampuan spasial seseorang dapat dikembangkan melalui pendidikan musik klasik, dimana pendidikan musik dapat ikut mengembangkan fungsi dan peran pada belahan otak kanan. Dalam penelitian ini, proporsisi subyek perempuan pada kelompok remaja yang mendapat musik klasik dan remaja yang tidak mendapat musik klasik lebih banyak daripada proporsisi subyek laki-laki, dan proporsisi subyek tersebut tidak memiliki pengaruh dengan kemampuan spasial,sehingga untuk penelitian selanjutnya perlu dilihat kembali kemungkinan gender dalam mempengaruhi kemampuan spasial.Saran untuk penelitian selanjutnya adalah, melakukan observasi dan wawancara, agar memperkaya hasil yang diperoleh, melihat tingkat kemampuan spasial yang dikaitkan dengan lamanya seorang remaja mendapat pendidikan musik klasik, melakukan kontrol terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan spasial. Saran untuk para pendidik adalah mempertimbangkan dan menyadari pentingnya pendidikan musik khususnya musik klasik terhadap kemampuan spasial untuk para remaja, serta berusaha untuk mengenal, memahami dan mengikuti perkembangan informasi mengenai kemampuan spasial. Bagi pihak orang tua, agar mengenalkan musik secara dini, memberikan kesempatan pada remaja dengan mengikutsertakan mereka dalam kegiatan musik klasik di luar jam pelajaran sekolah secara intensif. |