PT. Warna Indah Nusantara merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri percetakan. Dalam lingkup persaingan bisnis yang ketat saat ini, PT. Warna Indah Nusantara merasa perlu untuk meningkatkan kualitas produknya agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan sejenis lainnya. Oleh sebab itu perusahaan mencoba menerapkan suatu program peningkatan kualitas yang berkesinambungan, yaitu dengan program Six Sigma. Pengolahan data, penganalisaan serta pengimplementasian dilakukan dengan menggunakan tools yang terintegrasi dalam metodologi Six Sigma yaitu Define – Measure – Analyze – Improve – Control (DMAIC). Pengolahan data dimulai dengan tahap Define untuk mendefinisikan prioritas penanganan masalah, yaitu pada proses cetak kotak kemasan (dus) untuk pelanggan terbesar PT. Citra Nusa Insan Cemerlang (CNI) yang memiliki COPQ terbesar, yaitu Rp. 4,730,880.00. Pada tahap Measure diidentifikasikan karakteristik kuncinya (CTQ) yang terdiri dari 4 jenis, yaitu warna tidak rata, noda/kotor, miring (misregister) dan kertas karton sobek. Setelah itu dilakukan pengendalian proses statistical dengan pembuatan peta kendali p. Dari perhitungan data yang telah berada dalam batas kendali diperoleh nilai kapabilitas proses cetak adalah 0.63734, nilai DPMO sebesar 13968 dan level sigma perusahaan sebesar 3.7 sigma. Setelah mengetahui kinerja proses cetak saat ini, kemudian pada tahap Analyze digunakan diagram tulang ikan dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), yang dibuat berdasarkan hasil wawancara dengan pihak perusahaan untuk menganalisa akar penyebab dari kecacatan/kegagalan. Dari FMEA diketahui bahwa akar penyebabnya adalah setting mesin cetak, dengan solusi atas permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan metode Taguchi. Pada tahap Improve, dilakukan percobaan Taguchi untuk menentukan setting optimum pada mesin cetak. Kemudian usulan perbaikan setting mesin tersebut diimplementasikan. Setting implementasi tersebut adalah factor kecepatan 3000 lembar per jam, factor penghisap 3 scale, factor ink feed 7mm dan factor water feed 16mm. Setelah implementasi setting mesin usulan, pada tahap Control dapat dilihat terjadinya peningkatan kapabilitas proses menjadi 0.72992, penurunan nilai DPMO menjadi 7135, peningkatan level sigma menjadi 3.95 dan penurunan COPQ menjadi Rp. 2,454,897.00. Perubahan ini menunjukkan adanya perbaikan dalam pelaksanaan program Six Sigma ini. |