Dewasa ini, banyak sekali metode-metode dalam pengembangan produk, salah satunya adalah Quality Function Deployment-QFD, dimana pengertiannya adalah suatu metode yang menerjemahkan kebutuhan konsumen kedalam hal-hal yang lebih spesifik dan bersifat teknis. Dengan demikian, pengembangan produk tersebut hanya terfokus pada pengembangan hal-hal yang spesifik tersebut, dan diyakini dapat meningkatkan hasil pengembangan. Sehingga, produk hasil pengembangan tersebut dapat laku dijual dipasaran.
Penggunaan Quality Function Deployment – QFD dalam pengembangan majalah ini juga menggunakan beberapa metode yang harus dikerjakan, yakni mengidentifikasikan kebutuhan konsumen dengan menggumpulkan data menggunakan kuesioner dan diteliti kelayakan data yang terkumpul tersebut dengan software statistik. Setelah itu, kebutuhan-kebutuhan responden tersebut diterjemahkan dengan spesifikasi-spesifikasi yang bersifat khusus. Dengan berbantukan rumah kualitas (House of Quality), maka kita dapat memfokuskan hal-ha(yang lebih spesifik) apa saja yang harus dikembangkan dari majalah tersebut.
Dari penelitian pengembangan majalah provoke! yang sudah dilaksanakan ini, para pembaca merasa tidak puas dengan variabel desain: (1) Tampilan/Tata Letak; (2) Kuis/Berhadiah; dan (3) Interaktivitas Pembaca. Sehingga penulis cenderung memfokuskan pengembangan majalah Provoke! pada ketiga varaibel tersebut. Dengan berbantukan metode HOQ ini, penulis juga mengetahui karakteristik teknis (hal-hal yang lebih spesifik daripada variabel desain) apa saja yang terkait dengan ketiga variabel desain tersebut. Karakteristik teknis tersebut adalah: karakteristik teknis desain cover, dimensi majalah, jenis kertas, berat kertas, pewarnaan, corak warna, penataan rubrik, penataan iklan, pewarnaan tulisan, jumlah halaman, pencantuman halaman, perbandingan iklan dengan berita, jenis penjilitan/binding, penyajian gambar, penataan tulisan, banyaknya halaman interaktivitas pembaca, penggunaan bahasa, kolaborasi bahasa, tersedianya rubrik pembaca, metode interaktivitas pembaca, banyaknya halaman interaktifitas, jumlah halaman, tersedianya kuis berhadiah, penyajian kuis berhadiah, tersedianya bonus.
Langkah selanjutnya adalah membuat tiga alternatif desain yang didasarkan dengan karakteristik teknis-karakteristik teknis yang sudah ditentukan tersebut. Setelah itu, dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process – AHP, penulis memilih alternatif pengembangan yang C, yakni (1) cover desain yang menampilkan tokoh atau icon yang dipadukan dengan lukisan artistik tetapi masih berhubungan dengan tema yang terpilih pada edisi tersebut; (2) penataan rubrik dan penataan iklan yang berirama, yang berubah dalam setiap periode tertentu; (3) menyediakan bonus berupa merchandise atau sisipan majalah; (4) menyediakan kuis yang dimana kuis tersebut merupakan hasil kreatifitas dari pembaca; (5) masih mempertahankan segi-segi fisik (seperti jumlah halaman, jenis kertas, berat kertas) majalah Provoke! kecuali untuk dimensi majalahnya yang diperbesar sedikit; (6) mengembangkan metode interaktivitas online bagi pembaca, dapat berupa mailing list maupun forum, dan metode interaktifitas yang berupa perjumpaan antara Provoke! dengan para pembacanya; (7) penyajian gambar dan tulisan menggunakan style youthful.
Dengan pengembangan majalah Provoke! seperti yang telah diungkapkan diatas diharapkan dapat meningkatkan kepuasan para pembacanya terutama untuk variabel desain tampilan/tata letak, kuis berhadiah dan interaktivitas pembaca. |