Makalah ini mengupas segi sosial politik, khususnya segi politik, dari pembangunan nasional dengan memusatkan perhatian pada problematik dan prospek membangun sistim politik Indonesia yang dapat diandalkan, yakni sistim politik Demokrasi Pancasila yang memiliki kualitas kemandirian yang cukup tinggi sehingga memungkinkannya untuk mengembangkan diri atau kapasitasnya secara terus menerus, dan oleh karena itu akan mampu tinggal landas. Peningkatan kualitas kemandirian tersebut tergantung pada keberhasilan mengembangkan kadar tiga dimensi kemampuan yang terkandung di dalamnya, yaitu (1) dimensi preventif (pencegahan), (2) dimensi pemeliharaan dan (3) dimensi pengembangan, secara relatif berimbang, wajar dan sehat, sehingga mendorong ke arah lahir dan berkembangnya sifat saling berkaitan yang positif antara ketiganya, dalam arti saling menunjang dan memperkuat. Semenjak proklamasi peranan dimensi preventif tampak jauh lebih menonjol dalam proses perkembangan sistim politik Indonesia Hal itu terjadi antara lain karena pengalaman-pengalaman pahit dan traumatis di tahun-tahun lampau yang kadang-kadang nyaris menghancurkan keberlangsungan hidupnya. Sungguhpun begitu, peranan yang amat menonjol dari dimenai preventif kelihatan agak mengabaikan makna penting dari dua dimensi lainnya. Akibatnya terjadilah semacam kesenjangan dalam komposisi kadar ketiga dimensi tersebut, di mana kadar dimensi preventif telah berhasil mencapai titik yang relatif tinggi, sedangkan kadar dua dimensi lainnya masih rendah. Kesenjangan itu mencerminkan problematik pokok dari pembangunan sistim politik Indonesia menjelang tinggal landas. Untuk memahami lebih jauh makna dari problematik pokok tersebut makalah ini meneliti empat dari berbagai segi yang berkaitan dengan dan berpengaruh terhadap sistim politik Indonesia, yaitu (1) segi ideologi dan budaya politik, (2) segi struktur dan lembaga politik, (3) segi partisipasi dan komunikasi politik, dan (4) segi lingkungan nonpolitik. Dalam ke-empat segi ini kembali terlihat peranan dominan dari dimensi preventif. Amat menonjolnya perhatian kepada dimensi preventif selama ini terutama disebabkan oleh dominannya kekhawatiran psikologis dalam mental bangsa Indonesia, terutama di kalangan merekg yang merasa bertanggungjawab terhadap kelangsungan hidup sistim politiknya, sebagai akibat dari pengalaman-pengalaman pahit dan traumatis yang pernah dilalui. Ditinjau dari sini, prospek pembangunan sistim politik Indonesia dalam rangka menyiapkan kerangka landasan yang mantap buat tinggal landas, tergantung pada keberhasilan atau kegagalan dalam menghilangkan kekhawatiran psikologis tersebut dalam tahun-tahun mendatang. Menghilangkanpya secara drastis dan cepat memang tampak mustahil, terutama karena hal Itu menyangkut sikap mental yang amat sulit berubah. Oleh karena itu, prospek yang kelihatan realistis dan optimas ialah berupa menghilangkannya secara bertahap dan bermakna dari tahun ke tahun. |