Anda belum login :: 23 Nov 2024 01:48 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Gambaran Compassion Fatigue, Burnout Dan Compassion Satisfaction Pada Perawat (Studi Kasus Pada Perawat Rumah Sakit 'X' Di Pondok Cabe Tangerang)
Bibliografi
Author:
Farina, Afri
;
Sukmaningrum, Evi
(Advisor)
Topik:
Gambaran Compassion Fatigue
;
Burnout Dan Compassion Satisfaction
Bahasa:
(ID )
Penerbit:
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Tempat Terbit:
Jakarta
Tahun Terbit:
2007
Jenis:
Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Afri Farina's Undergraduate Theses.pdf
(1.01MB;
207 download
)
Ketersediaan
Perpustakaan Pusat (Semanggi)
Nomor Panggil:
FP-1015
Non-tandon:
tidak ada
Tandon:
1
Lihat Detail Induk
Abstract
Profesi perawat adalah salah satu profesi yang memiliki beban psikologis dengan resiko tinggi. Perawat bekerja membantu dan merawat orang lain yang berarti itu berhubungan dengan nyawa seseorang. Mereka hadir 24 jam sehari untuk merawat dan menjaga pasien. Sikap pasien yang tidak kooperatif seringkali menimbulkan perasaan kurang nyaman, tidak berguna, rasa diabaikan, sehingga dapat mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan. Kondisi lain adalah bahwa mereka tidak hanya bekerja di pagi atau siang hari saja, tetapi juga diharuskan untuk bekerja pada malam hari, yang seringkali dapat memberikan gangguan bagi kondisi fisiknya. Selain dihadapkan pada rutinitas kerja, perawat juga tidak dapat menghindar dari kemungkinan timbulnya konflik dengan rekan kerja dan dokter pada khususnya. Perawat menjadi penghubung antara dokter dan pasien. Perawat mewakili pasien untuk dokter dengan memberi laporan mengenai keadaan si pasien. Perawat juga mewakili dokter untuk pasien, bila dokter tidak ada.Kondisi yang dihadapi oleh para perawat dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka, yang dapat menyebabkan compassion fatigue, burnout dan compassion satisfaction. Compassion fatigue dapat diartikan sebagai kondisi seseorang dimana ia merasakan tekanan di dalam dirinya akibat terlalu merasakan simpati yang berlebihan terhadap orang lain yang terkena musibah sehingga tidak jarang mengalami trauma. Burnout muncul ketika seseorang menghabiskan tenaga untuk berusaha mencapai tujuan yang tidak realistis, yang menyebabkan ia kehilangan kontak dengan diri sendiri dan orang lain. Compassion satisfaction terjadi ketika seseorang mendapatkan kesenangan kepuasaan/hasil ketika dapat membantu/menolong orang lain/masyarakat sehingga membawa dampak positif bagi dirinya dan orang lain tersebut. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti ingin bagaimana gambaran compassion fatigue, burnout dan compassion satisfaction pada perawat. Untuk itu peneliti menggunakan Compassion Satisfaction and Fatigue Test (CSF Test) dari Figley yang terdiri dari 75 item. Pada CSF Test akan dilihat 3 hal yang terpisah, yaitu : burnout, compassion fatigue dan compassion satisfaction. Compassion fatigue akan melihat apakah perawat-perawat tersebut mengalami kelelahan, keletihan dan kepenatan dengan pekerjaannya selama ini. Burnout akan melihat apakah pekerjaannya membuatnya merasa marah, putus asa, tidak keraan dan ingin berhenti. Sedangkan compassion satisfaction ingin melihat seberapa puas perawat-perawat tersebut dengan pekerjaannya. Ketiga hal di atas dapat diukur melalui CSF Test.Seorang perawat yang mengerjakan Compassion Satisfaction and Fatigue Test (CSF Test) akan terukur apakah mereka beresiko mengalami compassion fatigue, burnout dan compassion satisfaction. Walaupun jika dalam hasilnya seorang perawat ternyata mendapat nilai tinggi pada compassion fatigue dan burnout, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa ia juga merasa satisfied (puas) dengan pekerjaannya. Karakteristik sampel pada penelitian ini adalah seluruh perawat laki-laki dan wanita Rumah Sakit ‘X’ dan minimal telah menempuh pendidikan keperawatan. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 54 orang perawat dari seluruh bagian keperawatan. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dilihat bahwa sebanyak 48% perawat (25 orang) memiliki kadar compassion fatigue sedang; 50 % perawat (26 orang)memiliki kadar burnout tinggi; dan 52% perawat (27 orang) memiliki kadar compassion satisfaction sedang. Selain itu juga ditemukan hubungan yang positif diantara ketiga variabel (compassion fatigue, burnout dan compassion satisfaction).Hubungan antara ketiga variabel yang telah dielaborasi antara lain sebagai berikut: hubungan antara compassion fatigue dan burnout bersifat positif; hubungan antara compassion fatigue dan compassion satisfaction bersifat negatif dan hubungan antara burnout dan compassion satisfaction bersifat negatif. Melalui hasil penelitian ini juga didapatkan bahwa perawat yang mengalami compassion fatigue dan burnout, ternyata juga dapat mengalami compassion satisfaction.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Lihat Sejarah Pengadaan
Konversi Metadata
Kembali
Process time: 0.171875 second(s)