Dalam era globalisasi saat ini, persaingan didunia bisnis semakin ketat.Perusahaan-perusahaan yang ada sama-sama berjuang untuk menjadi lebih unggul dibanding perusahaan yang lain, bahkan adapula perusahaan yang hanya sekedar berusaha untuk bertahan ditengah-tengah ketatnya ersaingan yang ada. Untuk mencapai hal-hal tersebut, perusahaan harus dapat melakukan perubahan seturut dengan perkembangan zaman salah satunya adalah dengan melakukan perubahan terhadap halhal internal yang ada dalam erusahaan seperti faktor SDM. SDM atau sumber daya manusia merupakan komponen yang penting dalam suatu perusahaan, karena SDM yang baik telah terbukti mempunyai dampak yang besar terhadap kinerja organisasi (Robbins,2002). Menyadari akan hal tersebut maka perusahaan ingin memiliki kualitas SDM yang terbaik dan berintegritas. Dengan adanya integritas dalam diri karyawan diharapkan karyawan memunculkan perilaku positif dalam bekerja seperti loyalitas yang tinggi pada perusahaan, komitmen yang besar pada pekerjaan, tingkat kedisiplinan waktu yang tinggi, teamwork yang baik, ketekunan, menggunakan jam kerja secara produktif dan tidak memunculkan perilaku yang negatif seperti pencurian, korupsi, dan perilaku kontraproduktif lainnya sehingga hal ini akan meningkatkan keuntungan bagi perusahaan. Melihat pentingnya integritas maka salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan intergitas dalam diri karyawan adalah dengan dilakukannya gaya kepemimpinan partisipatif oleh atasan. Jika karyawan mempersepsikan adanya gaya kepemimpinan partisipatif dari atasannya dimana atasan tersebut memiliki perilaku suportif seperti mendengarkan, memberi dukungan, semangat, memuji, dan bersedia memfasilitasi dalam mencari solusi masalah, akan membuat karyawan merasa turut terlibat dan dihargai sehingga membuat karyawan merasa menjadi bagian dari perusahaan tersebut yang membuat niat negatif terhadap perusahaan dapat diminimalisasi. Dari hal tersebut diatas, maka peneliti ingin mengetahui hubungan antara persepsi karyawan terhadap gaya kepemimpinan partisipatif atasan dengan integritas kerja pada karyawan. Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan masukan kepada Psikologi Industri dan Organisasi, kepada perusahaan-perusahaan dan juga bagi penelitian selanjutnya tentang Persepsi Karyawan terhadap Gaya Kepemimpinan Partisipatif Atasan dengan Integritas Kerja pada Bawahan.Penelitian ini bersifat non-ksperimental atau dengan kata lain tidak ada variabel yang dimanipulasi dalam penelitian ini. Berdasarkan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian korelasional dimana peneliti ingin melihat hubungan antara dua variabel, yaitu gaya kepemimpinan partisipatif dan integritas kerja karyawan. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur persepsi bawahan terhadap gaya kepemimpinan partisipatif atasannya menggunakan kuesioner yang berdasarkan ciri-ciri dari gaya kepemimpinan partisipatif yaitu konsultasi antara pemimpin dan bawahan, pengambilan keputusan bersama,pembagian kekuasaan yang adil dan manajemen yang demokratis. Sedangkan alat ukur integritas kerja disusun oleh peneliti dan dosen penanggung jawab penelitian menggunakan kuesioner yang mengukur overt integrity dimana secara langsung mengungkap sikap dan perilaku responden yang berkaitan dengan pencurian dan perilaku kontraproduktif, dengan indikator honesty, work values, conscientiousness, dan responsibility. Penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling dengan jumlah subyek sebanyak 70 orang.Pengujian validitas, reliabilitas dan uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan program komputer yaitu SPSS versi 12.00. Hasil uji reliabilitas alat ukur gaya kepemimpinan partisipatif sebesar 0.797, sedangkan hasil uji reliabilitas alat ukur partisipasi ukur integritas kerja sebesar 0.780. Hasil perbandingan antara mean teoritis dan mean empiris yang didapat diketahui bahwa kedua variabel yaitu persepsi karyawan terhadap gaya kepemimpinan partisipatif atasannya dan juga variable intergitas kerja karyawan memiliki hasil yang cenderung tinggi. Selain itu hasil pengujian korelasi yang dilakukan dengan rumus Pearson Product Moment Correlation sebesar 0,472. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesa penelitian yang menyatakan adanya hubungan antara persepsi karyawan terhadap gaya kepemimpinan partisipatif atasan dengan integritas kerja bawahan diterima. Karena itu kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif yang signifikan antara persepsi karyawan terhadap gaya kepemimpinan partisipatif atasan dengan integritas kerja pada karyawan, dimana semakin karyawan mempersepsikan bahwa atasannya menggunakan gaya kepemimpinan partisipatif, maka semakin tinggi pula integritas kerja karyawan. Hal ini kemungkinan terjadi karena gaya kepemimpinan partisipatif dari atasan membuat karyawan merasa menjadi bagian dari perusahaan sehingga niat-niat negatif dari karyawan dapat diminimalisasi yang pada akhirnya mendorong peningkatan integritas dalam diri karyawan. |