Anda belum login :: 27 Nov 2024 01:59 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Gambaran Resiliensi Dan Faktor- Faktor Pendukung Resiliensi Pada Anak Korban Perceraian Di Jakarta (Studi Pada Dewasa Muda Di Jakarta)
Bibliografi
Author:
Octaria, Andini
;
Halim, Magdalena Surjaningsih
(Advisor)
Topik:
Gambaran Resiliensi Dan Faktor- Faktor Pendukung Resiliensi
Bahasa:
(ID )
Penerbit:
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Tempat Terbit:
Jakarta
Tahun Terbit:
2006
Jenis:
Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Intisari Andini Octaria.pdf
(532.33KB;
370 download
)
Ketersediaan
Perpustakaan Pusat (Semanggi)
Nomor Panggil:
FP-1010
Non-tandon:
tidak ada
Tandon:
1
Lihat Detail Induk
Abstract
Dalam kenyataannya di Jakarta kasus perceraian ternyata cukup tinggi. Menurut data dari BKKBN sebanyak 4.167 pasangan suami istri di daerah DKI Jakarta yang bercerai. Perceraian bukan hanya membawa dampak bagi kedua belah pihak yang tadinya terikat dalam sebuah perkawinan elainkan juga akan berdampak pada anak-anak yang telah lahir dalam ikatan tersebut.Namun sebanyak 75 % anak korban perceraian mampu bangkit dan berprestasi.Menurut Bonnie Benard (1991), anak yang resilien memiliki karakteristik tersendiri yaitu kompetensi sosial, kemampuan memecahkan masalah, otonomi dan juga keinginan akan tujuan dan masa depan. Menurut Bonnie Benard, ada beberapa sumber faktor pendukung resiliensi pada anak, yaitu faktor pendukung dari keluarga, sekolah dan komunitasnya. Adapun faktor-faktor pendukung resiliensi tersebut adalah perhatian dan dukungan, harapan yang tinggi, dukungan untuk berpartisipasi dari keluarga, sekolah dan komunitas. Beberapa permasalahan yang hendak dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran kehidupan anak korban perceraian yang mampu bertahan,karakteristik kepribadian seperti apakah yang dimiliki oleh anak korban perceraian yang resilien, dan faktor-faktor pendukung yang menyebabkan anak ini dapat bertahan atau resilien. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kehidupan seorang anak korban perceraian yang resilien.Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah memberikan gambaran biografi dan peristiwa yang berpengaruh dalam kehidupan seorang anak korban perceraian yang resilien,melihat faktor pendukung terhadap anak yang resilien, dan membuat analisa perbandingan dari subyek-subyek yang ada untuk melihat faktor-faktor apa saja yang membuat seseorang menjadi resilien.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Subyek adalah 3 orang remaja berusia 20-22 tahun dengan keadaan orang tua yang sudah bercerai dan dengan karakteristik resiliensi yang dinilai oleh peneliti. Pengumpulan data dilakukan dengan tehnik wawancara dan observasi dengan metode analisa case studies/ case analysis. Hasil penelitian mengenai gambaran resiliensi dan faktor pendukungnya adalah bahwa hampir ketiga subyek memiliki karakteristik dan bentuk dukungan yang sama. Pada subyek pertama, karakteristik kompetensi sosial dan keinginan akan tujuan dan masa depan terlihat lebih dominan daripada karakteristik lainnya.Pada subyek kedua kemampuan kompetensi sosial dan kemampuan memecahkan masalah terlihat dominan. Pada subyek ketiga terlihat bahwa karakteristik otonomi dan keinginan akan tujuan dan masa depan sangat dominan. Namun, ada beberapa karakteristik resilien yang dominan dalam ketiga subyek. Mengenai faktor pendukung resilien, tiga faktor pendukung resilien berpengaruh secara beragam pada subyek.Adapun kelemahan dari penelitian ini adalah kurang dalamnya informasi pendukung yang bisa didapatkan oleh peneliti. Peneliti tidak dapat memperoleh keterangan tambahan dari keluarga, data pendukung dari sekolah dan keterangan dari komunitas dimana ketiga subyek berada. Setelah menjalani penelitian ini,peneliti memberi saran kepada penelitian selanjutnya agar dapat dilihat faktor pendukung resiliensi yang paling berpengaruh terhadap kemampuan resiliensi pada seorang individu. Peneliti juga menyarankan adanya penelitian longitudinal untuk dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai kehidupan anak korban perceraian yang resilien. Saran praktis bagi pihak yang terkait terutama sekolah dan orang tua agar dapat mengenali kebutuhan anak korban perceraian dan mampu memberikan dukungan agar anak tersebut dapat melalui hidupnya dan mampu bangkit mengatasi segala permasalahan yang mereka hadapi. Hal ini penting karena ketiga elemen sosial yaitu keluarga, sekolah dan komunitas adalah hal-hal yang membentuk kepribadian anak. Selain itu adalah baik apabila sekolah dapat menyediakan sarana untuk berdialog dan lebih terbuka kesempatan untuk siswanya lebih berpartisipasi dalam organisasi sekolah. Peneliti juga menyarankan adanya program mentoring bagi anak-anak yang bermasalah, dimulai dari sekolah dan juga sampai ke komunitas mereka. Peneliti juga menyarankan keikutsertaan anak muda dalam komunitas yang mendukung perkembangan iman kepada Tuhan, seperti komunitas pemuda gereja.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Lihat Sejarah Pengadaan
Konversi Metadata
Kembali
Process time: 0.25 second(s)