Mau atau tidak mau, seseorang pada kenyataannya harus bekerja, karena bekerja merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh banyak orang untuk bisa memenuhi kebutuhan – kebutuhan hidup. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa alasan utama seseorang bekerja lebih banyak dipengaruhi oleh faktor ekonomi,namun kini sudah banyak orang yang menyadari bahwa bekerja bukanlah semata – mata untuk mendapatkan uang saja, akan tetapi ada kebutuhan – kebutuhan lainnya disamping kebutuhan fisiologis yang juga perlu dipenuhi, seperti kebutuhan untuk dihargai, membentuk keterikatan sosial, serta merasa kompeten dalam kehidupan pekerjaan.Tuntutan suatu organisasi bagi individu anggotanya bisa berbeda-beda dan juga sebaliknya tuntutan individu pada organisasi pun dapat berbeda. Namun pada kenyataannya terkadang sebuah organisasi lebih memfokuskan tuntutannya terhadap para anggota organisasi tersebut dan sebaliknya kurang bisa mengakomodir tuntutan yang datang dari individu-individu anggota organisasi tersebut dalam memenuhi kebutuhan bekerja mereka. Hal ini terlihat pada kesenjangan yang muncul dalam kehidupan kerja para pilot TNI-AU, dimana selain menjalankan profesi-nya sebagai seorang pilot mereka dituntut pula untuk dapat mengembangkan ground profession mereka sebagai seorang perwira,sehingga secara tidak langsung beban kerja mereka bertambah banyak. Perubahan beban kerja tersebut pada enyataannya juga tidak diiringi dengan kompensasi yang mencukupi bagi para pilot tersebut, sehingga yang terjadi adalah di satu sisi para pilot ini merasa terbebani dengan adanya tuntutan ganda dalam pekerjaan mereka dan di sisi lain kebutuhan mereka akan kesejahteraan secara materiil belum sepenuhnya tercukupi. Dengan kondisi kehidupan kerja yang telah dijelaskan diatas, maka peneliti melihat para pilot TNI-AU ini memiliki kemungkinan yang cukup besar untuk mengalami stres dalam pekerjaan.Beberapa aspek diatas dapat diidentifikasi sebagai kebutuhan mereka yang belum sepenuhnya tercukupi dan beresiko menimbulkan stres. Hal-hal seperti lingkungan fisik, beban kerja, kompensasi, hubungan dengan rekan kerja, dan sebagainya merupakan aspek-aspek yang berpotensi dalam menimbulkan stress pada pekerjaan, namun disamping itu aspek-aspek tersebut ternyata juga merupakan sebagian dari faktor-faktor dalam kehidupan pekerjaan yang nantinya dapat menentukan kualitas kehidupan kerja mereka atau yang lebih dikenal dengan istilah kualitas kehidupan kerja, yakni persepsi individu terhadap kesejahteraannya secara fisik maupun psikologis sehubungan dengan pemenuhan kebutuhan – kebutuhan penting dirinya, melalui pengalaman kerja di organisasi.Peneliti ingin melihat apakah ada hubungan antara kualitas kehidupan kerja dengan stres kerja pada pilot TNI-AU. Penelitian ini bersifat noneksperimental.Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala kualitas kehidupan kerja yang terdiri atas 10 faktor, yakni : kompensasi, lingkungan fisik,variasi pekerjaan, rasa aman, pertumbuhan dan perkembangan, supervisi,partisipasi, integrasi sosial, relevansi sosial pekerjaan, dan keseimbangan kehidupan kerja dengan kehidupan di luar kerja, serta skala stres kerja yang terbagi atas gejala fisik,sikologis, dan perilaku. Karakteristik populasi pada penelitian ini adalah pilot TNI-AU yang masih aktif bertugas sebagai pilot dan perwira TNI-AU di Halim Perdana Kusuma, Jakarta. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 46 orang.Berdasarkan hasil penelitian ini, secara keseluruhan terdapat hubungan arah negatif yang signifikan antara kualitas kehidupan kerja dengan stres kerja pada pilot TNI-AU di Halim Perdana Kusuma Jakarta. Dan melalui hasil penelitian ini pula diketahui bahwa faktor mpensasi, lingkungan fisik, dan keseimbangan kehidupan kerja dengan kehidupan secara umum tidak berkorelasi dengan stres kerja pada pilot TNI-AU. Hal ini diduga disebabkan oleh adanya pengaruh pengalaman kerja, komitmen yang baik terhadap organisasi, serta motivasi mereka dalam berprofesi sebagai pilot militer yang mengarah pada rasa kebanggaan, sehingga faktor – faktor diatas tidak lagi menjadi stressor dalam kehidupan kerja mereka. |