Dalam era globalisasi yang mengindikasikan danya kemajuan besar dalam perkembangan ekonomian bangsa, PT. Bank X sebagai salah satu pemain yang bergerak dalam bidang layanan dan jasa, perlu mengelola kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimilikinya agar dapat terus bertahan menghadapi persaingan dan tuntutan masyarakat yang kian meningkat. Perusahaan tidak mungkin akan mencapai hasil yang optimal tanpa disertai dukungan kinerja yang optimal dari karyawan perusahaan yang bersangkutan. Jika kinerja karyawan yang optimal memiliki peran yang vital, maka kinerja karyawan menjadi hal yang sangat penting dalam perusahaan.Menurut Triffin dan McCormick (1979), kinerja individu dipengaruhi individual variables dan situational variables. Individual variable adalah variabel yang berasal dari dalam diri individu yang bersangkutan, misalnya: kemampuan, keterampilan, kepentingan, dan kebutuhan-kebutuhan tertentu. Sedangkan situational variable adalah variabel yang bersumber dari situasi pekerjaan yang lebih luas, dari luar diri individu (lingkungan organisasi), misalnya: faktor fisik pekerjaan, sosial, dan keadaan organisasi. Seberapa besar individu memiliki faktor-faktor tersebut (Individual variable) dan interaksi faktor-faktor ini dengan faktor-faktor lingkungan (situational variable), akan menentukan kinerja individu.Berdasarkan hal tersebut, peneliti menarik elemen dari individual variables yakni kecerdasan emosional (EI) dan persepsi karyawan mengenai budaya organisasi (persepsi karyawan mengenai OC) yang dirasakan mampu menggambarkan kinerja karyawan dalam suatu perusahaan. Dalam penelitian ini definisi EI mengacu pada teori Goleman (1995) yaitu kemampuan mengelola perasaan sehingga terekspresikan secara tepat dan efektif untuk memandu pikiran dan tindakan, yang memungkinkan seseorang dapat bekerja sama dengan lancar menuju sasaran bersama dengan cara mengenali emosi diri (self awareness), mengelola emosi (self regulation), memotivasi diri (motivation), empati (emphaty) dan membina hubungan yang baik dengan orang lain (social skills). Sedangkan definisi persepsi karyawan mengenai OC merupakan proses pemaknaan dan penghayatan karyawan mengenai cara organisasi menggagas, merumuskan, menganalisis, dan menguraikan masalah dalam organisasi yang dirasakan sebagai suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi dan membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lain, melalui indikator yang mengacu pada teori Robbins (1987) yaitu inisiatif individu, toleransi terhadap resiko, arahan, integrasi, hubungan manajemen, pengawasan atau kontrol, identifikasi, sistem penghargaan, toleransi terhadap konflik, dan pola komunikasi.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang tergolong dalam jenis penelitian non-eksperimental, dimana variabel-variabelnya tidak dimanipulasi. Lebih spesifiknya, penelitian ini merupakan penelitian korelasional, yang bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel-variabelnya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah nonprobability sampling dengan teknik purposive, dimana subyek penelitian yang dipilih hanya individu-individu yang memenuhi kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini. Metode pengumpulan data menggunakan dua kuesioner, yaitu kuesioner Emotional Intelligence Inventory (EII) sebuah alat ukur yang dikembangkan oleh Salan dan Lanawati diadaptasi dari Bar-On EQ Inventory yang mengacu pada teori Goleman dan Salovey & Mayer) dan kuesioner Persepsi Karyawan Mengenai Budaya Organisasi yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan indikator-indikator yang terdapat dalam teori yang terkait. Berdasarkan uji reliabilitas, EII memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0.970, sedangkan kuesioner Persepsi Karyawan Mengenai Budaya Organisasi memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0.928. Mengacu pada Anastasi dan Urbina (1997), suatu alat ukur dapat dikatakan reliabel jika memiliki taraf signifikansi pada rentang 0.8-0.9. Hal ini berarti bahwa alat ukur ini memiliki reliabilitas yang tinggi.Data kemudian diolah dengan menggunakan teknik statistik koefisien korelasi berganda, dengan hasil sebesar R = 0.635 dengan tingkat signifikansi p = 0,000. Artinya, Hipotesa alternatif (Ha) yang berbunyi “Ada pengaruh antara kecerdasan emosional dan persepsi karyawan mengenai budaya organisasi terhadap kinerja karyawan” diterima.Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi perusahaan yang bersangkutan, ataupun bagi peneliti yang hendak melakukan penelitian serupa. Kiranya penelitian ini dapat memberikan informasi dan berguna bagi banyak pihak. |