Pemuliaan tanaman anggrek melalui teknik persilangan kurang efektif dibandingkan emuliaaan dengan rekayasa genetika karena proses fertilisasinya memakan waktu yang lama.Rekayasa genetik melalui transformasi merupakan salah satu solusi dari kendala pada persilangan. Pada penelitian ini dilakukan transformasi pada protokorm anggrek hibrida Dendrobium Jaquelyn Concert dengan Agrobacterium tumefaciens LBA4404 pembawa pCAMBIA 1304 yang mengandung gen tahan terhadap antibiotika higromisin sebagai penanda seleksi dan ß-glucuronidase (gus) serta green fluorescent protein (gfp) sebagai penanda ekspresi pada protokorm. Optimasi dari transformasi dilakukan dengan menentukan media kokultivasi yang sesuai, menguji perlakuan sayatan secara transversal pada protokorm dengan metode Thin Cell Layer (TCL), penusukkan pada protokorm, dan melihat pengaruh dari waktu infeksi Agrobacterium antara 15-75 menit. Berdasarkan hasil penelitian, media modifikasi ½ MS dengan konsentrasi antibiotika 15 ppm higromisin dan 150 ppm timentin merupakan media kokultivasi yang sesuai. Waktu kokultivasi ternyata juga berpengaruh terhadap keberhasilan transformasi. Berdasarkan analisis PCR pada protokorm hasil transformasi, hasil positif hanya ditunjukkan pada waktu kokultivasi 60 dan 75 menit. Kematian jaringan protokorm yang dimulai pada hari ke-3 menunjukkan bahwa perlakukan penusukkan tidak efektif pada transformasi ini. |