Sekarang ini, konsumsi teh hijau semakin meningkat karena terdapat komponen bioaktif didalamnya, yang dikenal sebagai flavonoid, yang terdiri dari katekin, epigalokatekin galat (EGCG) dan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan EGCG dan katekin pada beberapa produk teh hijau menggunakan High Performance Liquid Chromatography (HPLC) serta menganalisis kandungan fenol dengan aktivitas antioksidannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teh hijau yang diseduh memiliki konsentrasi EGCG (0.25-1 mg/ml) atau (0.4-1.3 % berat kering) dan katekin (0.13-0.25 mg/ml) atau (0.35-0.81% berat kering) yang lebih tinggi dibandingkan dengan minuman botol teh hijau (EGCG 0.06-0.023 mg/ml dan katekin 0.01-0.07 mg/ml). Total fenol dan % aktivitas antioksidan teh hijau juga dianalisis menggunakan senyawa radikal bebas 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH). Hasilnya menunjukkan bahwa sampel A memiliki total fenol tertinggi sebesar 4852 ppm, sedangkan aktivitas antioksidan tertinggi (99.30%), terdapat dalam sampel C. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa % berat kering EGCG mempunyai hubungan korelasi positif dengan % aktivitas antioksidan, baik pada seduhan teh hijau maupun minuman botol teh hijau. Melalui kuesioner yang disebarkan pada 72 mahasiswa Teknobiologi UNIKA Atma Jaya, didapatkan bahwa secara keseluruhan 93% responden menyukai teh hijau. Minuman botol teh hijau yang dijual di pasaran merupakan bentuk minuman teh hijau yang paling disukai responden sebesar 86%. Pilihan responden (58%) meminum teh hijau didasarkan atas kenikmatan/rasa dan hampir semua responden (99%) mengetahui akan adanya antioksidan pada teh hijau. |