Anda belum login :: 23 Nov 2024 00:43 WIB
Detail
BukuPersediaan Hardiness Personality Antara Polisi Reserse Pria Dan Polisi Reserse Wanita Yang Bertugas Di Wilayah Jakarta
Bibliografi
Author: Trianti, Dwi Rahayu Widya ; Suci, Eunike Sri Tyas (Advisor)
Topik: PERBEDAAN PROFIL KEPRIBADIAN ANAK-ANAK
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2009    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext: Dwi Rahayu Widya Trianti's Undergraduate Theses.pdf (395.47KB; 56 download)
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FP-1559
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Keluarga memiliki peran yang penting yang dapat mempengaruhi kehidupan anak-anak. Anak-anak dibesarkan dalam bentuk keluarga yang berbeda-beda, ada anak-anak yang dibesarkan oleh orangtua kandung, tetapi di sisi lain, ada pula anak-anak yang dibesarkan oleh orangtua angkat, yang sering dikenal dengan istilah adoptee. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan perilaku antara anak-anak adoptees dan non-adoptees, seperti acting out, gangguan makan, depresi, serta perilaku antisosial. Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa anak-anak adoptees memiliki risiko lebih banyak terhadap masalah emosional dan akademis jika dibandingkan dengan anak-anak non-adoptees.Namun, sejauh mana masalah dan perbedaan tersebut, belum diketahui secara pasti. Hal ini disebabkan karena belum adanya penelitian yang mencoba untuk melihat aspek kepribadian dari anak-anak adoptees dan non-adoptees. Umumnya penelitian yang dilakukan hanya melihat perbedaan pada dua kelompok tersebut, tetapi tidak disertai penjelasan lebih lanjut mengenai profil atau gambaran kepribadian mereka. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk ingin melihat profil kepribadian anak-anak adoptees dan non-adoptees.Dalam penelitian, instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam melihat perbedaan antara dua kelompok tersebut adalah Fairy Tale Test (FTT), yaitu alat tes proyeksi yang dapat menggali kepribadian individu melalui pendekatan dongeng. Alat tes ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan alat tes proyeksi lainnya, salah satunya adalah CAT. Pada CAT, anak diminta untuk membuat sebuah cerita dari stimulus gambar yang diberikan. Sedangkan pada FTT, cerita dongeng sudah tersedia, sehingga memudahkan anak untuk memberikan respon. Di sisi lain, dongeng memiliki hubungan dengan area unconsciousness, sehingga melalui pendekatan ini diharapkan dapat mengungkap area tersembunyi dalam diri individu. Fairy Tale Test terdiri dari 29 subscales yang merepresentasikan variabel-variabel kepribadian, serta terdiri dari 21 kartu yang terbagi dalam 7 set, di mana setiap set kartu mewakili konflik-konflik seputar orality, hubungan dengan ayah dan ibu, oedipal feelings, self-image serta superego. Alat tes ini diadministrasikan kepada anak-anak usia 7-12 tahun, dan menggunakan dua macam pendekatan dalam interpetasi, yaitu interpetasi kuantitatif dan kualitatif.Pada penelitian ini teori yang digunakan seputar teori perkembangan anak pada usia middle childhood, teori kepribadian psikoanalisis, teori adopsi, dan teori Fairy Tale Test. Sedangkan populasi pada penelitian ini adalah anak-anak adoptees dan non-adoptees berusia 7-12 tahun yang bertempat tinggal di Jakarta, dengan teknik menggunakan teknik convenience sampling, sehingga diperoleh 14 anak pada kelompok sampel adoptees, dan 14 anak pada kelompok sampel non-adoptees.Berdasarkan penelitian, maka diperoleh hasil : ada perbedaan profil kepribadian pada anak-anak adoptees dan non-adoptees di subscale oral aggression (OA), oral needs (ON), anxiety (ANX), depression (D), need for affection (NAFTC), adaptation to fairy tale content (AFTC), need for protection (NP) dan bizarre (B), dan tidak adanya perbedaan di subscale ambivalence (AMB), desire for material things (DMT), desire for superiority (DSUP), agression as dominance (AGRDOM), sense of property (SPRO), agression as retaliation (AGRRET), agression as defense (AGRDEF), agression as envy (AGRENV), agression type A (AGRA), fear of agression (FA), desire to help (DH), need for affiliation (NAFIL), relationship with mother (REL/MO), relationship with father (REL/FA), repetitions (R), self esteem (SE), morality (M), sexual preoccupation (SP), need for approval (NAPRO), Instrumental Agression (AGRINST), dan Sense of Privacy (SPRIV) pada anak-anak doptees dengan anak-anak non-adoptees. Adapun defense mechanism yang dominan pada anak adoptees adalah projection, dan rationalization pada anak non-adoptees.Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perpisahan dengan figur ibu di masa perkembangan awal adoptees, seperti di usia bayi dan kanak-kanak, merupakan pengalaman traumatis yang tersimpan dalam area unconsciousness dan berdampak pada perkembangan kepribadian adoptees selanjutnya, sehingga menimbulkan perbedaan dengan kepribadian anak-anak non-adoptees.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.625 second(s)