Dalam pasar global tingkat persaingan telah berubah, pangsa pasar menjadi semakin luas, tidak hanya mencakup pasar domestik saja tapi juga mancanegara. Hal ini menyebabkan banyak perusahaan yang merubah strateginya agar perusahaan tersebut dapat terus berproduksi dan berkembang serta mampu bersaing secara sehat dalam pasar. PT.KENTREDDER INDONESIA merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang memproduksi ban vulkanisir. Setiap perusahaan menginginkan adanya peningkatan akan setiap hal yang dilakukan, dengan kata lain prioritas utama suatu perusahaan adalah menghasilkan suatu produk yang bermutu dan dapat membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan atau permintaan-permintaan konsumen yang ada. Dalam menghasilkan produk yang bermutu, sebuah perusahaan harus melakukan perbaikan secara terus-menerus sampai memenuhi standar tertentu. Untuk itu perusahaan perlu melakukan pengendalian kualitas atas proses produksi yang dijalani.Berdasarkan penelitian yang dilakukan, PT. KENTREDDER INDONESIA menghasilkan persentase jumlah produk cacat sebesar 11.76% dimana target persentase jumlah produk cacat yang diinginkan perusahaan sebesar 5%. Hal ini meningkatkan biaya produksi dan mengurangi banyaknya produk yang berkualitas baik yang dihasilkan perusahaan.Pemecahan masalah tingginya persentase jumlah produk cacat adalah dengan menggunakan metode six sigma. Metode ini menggunakan beberapa tahap, yaitu define, measure, analyze, improve dan control. Pada tahap define didapatkan bahwa ada empat jenis cacat yang berpengaruh terhadap kualitas dari produk ban vulkanisir, sehingga menjadi tidak layak pakai oleh konsumen. Hal-hal tersebut antara lain seperti: cacat telapak ban, cacat pundak ban, sobek/bolong, dan cacat kembang ban. Biaya akibat kualitas buruk yang dikeluarkan perusahaan adalah sebesar Rp. 1.031.760.000 untuk keempat jenis cacat tersebut. Pada tahap Measure dilakukan perhitungan kapabilitas proses terhadap keempat jenis cacat ini sebelum dilakukannya implementasi perbaikan. Pada tahap Analyze didapatkan karakteristik kualitas yang paling berpengaruh terhadap keempat jenis cacat diatas adalah seperti proses pemasakan ban yang kurang matang atau tidak sesuai dengan prosedur yang ada dan terjadinya kerusakan pada peralatan yang digunakan Pada tahap Improve, diberikan usulan perbaikan kepada perusahaan dan dilakukan implementasi usulan perbaikan selama 2 minggu. Lalu dihitung kapabilitas proses, level sigma, dan biaya akibat kualitas buruk setelah implementasi. Tahap Control akan dilakukan oleh pihak perusahaan dalam jangka waktu 6 bulan sampai 1 tahun setelah dilakukan implementasi. |