PT. Upima Utama Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri percetakan. Seiring dengan meningkatnya permintaan dari konsumen, maka perusahaan melakukan penambahan mesin, dimana dengan penambahan tersebut, serta penggunaan kelonggaran sebesar 50 %, maka didapatkan utilisasi dari ruang produksi meningkat dari 93.15 % menjadi sebesar 101.72 %. Dengan meningkatnya utilisasi yang melebihi 100 % ini, maka diperlukan tempat yang lebih luas. Karena keadaan yang tidak memungkinkan lagi untuk dilakukan perluasan dengan area pabrik saat ini, maka perusahaan membuat kebijakan untuk melakukan relokasi. Relokasi akan dilakukan dengan memilih tiga alternatif lokasi yang telah diberikan oleh perusahaan, yaitu Cilandak, Fatmawati, dan Pondok Labu. Pemilihan lokasi untuk ketiga alternatif tersebut, dilakukan dengan menggunakan metode brown-gibson, yang menghitung nilai LPM untuk masing-masing alternatif, kemudian dipilih lokasi dengan nilai LPM yang terbesar. Dari hasil perhitungan LPM, maka didapatkan nilai LPM yang terbesar adalah daerah Pondok Labu (0.34336), sehingga alternatif yang dipilih adalah Pondok Labu. Perancangan tata letak yang dilakukan saat ini, adalah perancangan yang dilakukan tanpa memperhitungkan hubungan kedekatan yang ada antar departemen, dan perancangan tata letak mesin diletakkan sembarangan, serta terdapat banyak gang-gang yang sempit. Oleh sebab itu, perusahaan perlu membuat suatu perancangan tata letak yang lebih memperhatikan hal tersebut. Berhubung akan dilakukannya relokasi, maka perancangan tata letak yang dilakukan, adalah perancangan dalam rangka relokasi tersebut. Perancangan tata letak yang dilakukan, terbagi menjadi dua, yaitu perancangan tata letak bagian produksi dan perancangan tata letak pabrik secara keseluruhan. Perancangan tata letak bagian produksi, menggunakan perancangan dengan systematic layout planning dengan ATBD, dan untuk alternatifnya menggunakan perancangan dengan metode PLANET. Keduanya akan dianalisis dengan menggunakan kriteria, bobot perpindahan terkecil, dan dari hasil perhitungan, didapatkan hasil rancangan dengan bobot perpindahan terkecil adalah menggunakan ATBD. Sedangkan untuk rancangan tata letak pabriknya sendiri, menggunakan metode CORELAP.Dari hasil penelitian, diketahui bahwa kapasitas permintaan produksi di tahun mendatang adalah 581 pcs/hari untuk undangan/ucapan, 959 pcs/hari untuk buku (benang), 175 pcs/hari untuk buku (kawat), 35 pcs/hari untuk buku (bor), 539 pcs/hari untuk kop/kartu nama, 210 pcs/hari untuk note, 406 pcs/hari untuk poster, 3598 pcs/hari untuk brosur, dan 35 pcs/hari untuk tiket. Untuk penilaian antara layout awal dengan usulan digunakan penilaian kriteria, dimana didapatkan nilai layout usulan (7.9226) lebih besar dari layout awal (4.6105), selain itu secara kuantitatif dihitung jarak perpindahan layout awal (198611.3 cm) dan layout usulan (79123.8 cm), serta aisle pabrik layout awal (38.00%) dan layout usulan (44.07%). Dari kedua penilaian, dapat dikatakan bahwa layout usulan lebih baik dari layout awal |