Kemacetan lalu lintas di kota Jakarta telah memperlihatkan fakta yang sangat memprihatinkan. Kemacetan terjadi di hampir semua ruas jalan pada waktu-waktu tertentu yang dikatakan sebagai jam sibuk. Hal ini tentunya sangat signifikan untuk diperhatikan mengingat setiap anggota masyarakat yang rentan merasa frustasi terhadap keadaan ini. Dalam mengatasi masalah ini, pemerintah berusaha untuk memberikan solusi bagi transportasi kota Jakarta berupa penyediaan busway, dimana memiliki jalur sendiri sehingga akan bebas dari kemacetan. Dengan solusi ini pun, diharapkan bahwa masyarakat akan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi sehingga pada akhirnya juga akan memperbaiki kondisi jalan di kota ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan pemodelan sistem operasional busway demi meningkatkan kinerja pelayanannya dalam hal headway bus. Model ini nantinya akan disimulasikan dengan menggunakan ARENA 5.0. Dalam hal ini, peneliti mengamati headway rata-rata dari sistem pengoperasian bus yang dinyatakan selama 7,5 menit dan kemudian akan mencoba untuk melakukan perbaikan demi mencapai nilai ideal yang diharapkan hanya 3,5 menit. Disini, peneliti akan mencoba mengajukan usulan dalam bentuk skenario untuk tujuan simulasi dengan target meminimasi headway rata-rata penumpang. Adapun, hasil penelitian menunjukkan bahwa semua skenario yang diajukan untuk sistem ini memberikan hasil yang lebih baik daripada sistem sekarang. Untuk skenario 1 menghasilkan penurunan headway pada halte yang paling signifikan (jelambar menuju pasar baru) sebesar 2,74%, skenario 2 menghasilkan penurunan 6,22%, dan skenario 3 menghasilkan penurunan 5,97%. Sedangkan, dengan pendekatan Bonferroni menunjukkan hasil bahwa skenario 2 dan 3 memberikan hasil yang paling baik dibandingkan skenario 1 dan sistem awal. Untuk perbandingan skenario 2 dan 3 ini sendiri tidak memberikan hasil mengenai mana yang terbaik. Akan tetapi, jika dengan perhitungan manual mengenai perbaikan pada halte yang paling signifikan ini menunjukkan skenario 2 (perbaikan sebesar 6,22%) lebih baik daripada skenario 3 (perbaikan sebesar 5,97%). |