Anda belum login :: 23 Nov 2024 22:34 WIB
Detail
BukuUsulan Metode Penggantian Komponen Kritis Dengan Kriteria Minimasi Downtime
Bibliografi
Author: Aivin ; Hutahaean, Hotma Antoni (Advisor)
Topik: Kriteria Minimasi Downtime
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Unika Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2007    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext: Alvin's Undergraduate Theses.pdf (1.23MB; 35 download)
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FTI-262
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
PT. Mayer Indah Indonesia (PT. MII) merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang tekstil. Dalam menjalankan usahanya PT. MII memiliki visi dan misi yang salah satunya adalah menghasilkan produk yang berkualitas. Untuk melaksanakan visi dan misi tersebut diperlukan adanya suatu fasilitas yang baik dalam menjalankan kegiatan produksi, dimana mesin merupakan salah satu fasilitas produksi yang paling penting. Oleh sebab itu mesin harus selalu dirawat agar dapat beroperasi dengan baik pada saat produksi. Pada penelitian yang dilakukan di Departemen Dyeing Finishing terdapat masalah pada kerusakan mesin, dimana selama ini kerusakan mesin yang terjadi diakibatkan oleh rusaknya komponen baru akan dilakukan pengantian jika komponen tersebut sudah benar-benar rusak, oleh sebab diperlukan adanya suatu perencanaan berupa penggantian komponen. Perencanaan yang dimaksud adalah jadwal untuk melakukan tindakan penggantian dan pemeriksaan komponen. Hasil perhitungan OEE didapatkan rata-rata tingkat keefektivitasan pada mesin Monfort yaitu 51.36%. Sementara, berdasarkan analisi fault diagnosis, dan FMECA menunjukkan bahwa penyebab kerusakan mesin Monfort diakibatkan oleh kerusakan pada mekanik yaitu kerusakan pada komponen. Pada sistem perawatan usulan, didapatkan 2 komponen kritis yaitu Timming bett dan Bearing yang didasarkan pada waktu downtime terbesar. Penentuan Interval waktu penggantian dilakukan dengan menggunakan model Age & Block Replacemen dengan kriteria minimasi downtime. Pada Age Repalcement tindakan penggantian pencegahan dilakukan tergantung pada umur pakai dari komponen dan melakukan penggantian kerusakan bila memang diperlukan. Sedangkan pada Block Replacement tindakan penggantian pencegahan dilakukan berdasarkan pada interval waktu tetap yang dipicu suatu kejadian kerusakan maupun kegiatan perawatan lainnya dengan mengabaikan kerusakan yang terjadi dalam waktu interval tersebut. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa model Age Replacement memiliki interval waktu penggantian setiap 1685 jam untuk Timming belt dan setiap 2362 jam untuk Bearing. Sementara, model Block Replacemen adalah setiap 1688 jam untuk Timming belt dan setiap 2398 jam untuk Bearing. Kegiatan pemeriksaan yang dilakukan untuk komponen Timming belt adalah setiap 552,21 jam dan untuk komponen Bearing setiap 750,9 jam. Sementara tingkat ketersediaan (avaibility) komponen Timming belt sebesar 0,99763 dan untuk komponen Bearing sebesar 0,995105. Sedangkan peningkatan keandalan (reliability) dengan menggunakan interval waktu penggantian model Age Replacement adalah sebesar 98,47% untuk Timming belt dan sebesar 64,98% untuk Bearing. Sedangkan model Block Replacement adalah sebesar 98,11% untuk Timming belt dan sebesar 62,35% untuk Bearing. Biaya perawatan saat ini sebesar Rp 26.588.961,00 untuk Timming belt dan sebesar Rp 37.537.255,00 untuk Bearing. Biaya perawatan yang harus dikeluarkan untuk sistem perawatan usulan jika menggunakan interval waktu penggantian model Age Replacement adalah sebesar Rp 17.749.460,00 untuk komponen Timming belt dan sebesar Rp 9.206.149,00 untuk komponen Bearing. Sedangkan model Block Replacement adalah sebesar Rp 15.601.037,00 untuk Timming belt dan sebesar Rp 9.206.149,00 untuk Bearing.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.15625 second(s)