Penelitian ini meneliti tentang pengaruh kebijakan reverse stock split (RSS) terhadap harga saham, untuk mengetahui apakah benar RSS meningkatkan harga saham secara proporsional. Penelitian dilakukan pada perusahaan Go Public yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta yang melakukan RSS pada tahun 2004, yaitu PT Palm Asia Corpora Tbk (PLAS), PT United Capital Indonesia Tbk (UNIT), PT Bank Niaga TBK (BNGA), PT Bank Permata Tbk (BNLI), dan PT Sierad Produce Tbk (SIPD). Data yang digunakan adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan periode 2004 dan harga saham, yaitu harga pasar saham penutupan satu minggu sebelum pengumuman RSS, pada saat pengumuman RSS, pada saat pelaksanaan RSS, dan harga saham satu minggu setelah pelaksanaan RSS. Data-data tersebut diperoleh dari JSX Statistic 2004 dan CMeDS di Pusat Referensi Pasar Modal, Bursa Efek Jakarta. Hasil analisis menunjukkan dua perusahaan mengalami peningkatan harga saham, yaitu PLAS dan SIPD. Sedangkan saham UNIT, BNGA, dan BNLI selalu mengalami penurunan harga saham. Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa kebijakan RSS tidak selalu menjamin akan terjadinya peningkatan pada harga saham perusahaan yang melakukan RSS. |