Anda belum login :: 18 Feb 2025 23:39 WIB
Detail
BukuPersepsi Dan Perasaan Siswa Kelas X Terhadap Perilaku Bullying (STUDI KASUS di SMA“O”)
Bibliografi
Author: Suryani, Christina ; Royanto, Lucia R.M. (Advisor)
Topik: Persepsi; Perilaku bullying
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unika Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2007    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext: Christina Suryani's Undergraduate Theses.pdf (585.64KB; 41 download)
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FKIPK-318
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Salah satu bentuk kekerasan adalah perilaku bullying. Perilaku bullying ini dianggap sebagai suatu perilaku kekerasan jika dilakukan dengan cara mengancam ataupun melalui tindakan agresif baik fisik maupun non fisik. Perilaku bullying di sekolah lebih dikenal dengan sebutan “senioritas”, yaitu tindakan kakak kelas menggunakan kekuasaannya untuk mengerjai atau menyakiti adik kelasnya. Bullying menurut Sullivan (2000), adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok yang memiliki kuasa, bertujuan untuk menyakiti orang lain baik secara fisik dan atau psikis, dilakukan tanpa alasan yang jelas, terjadi secara berulang, juga merupakan suatu perilaku agresif dan atau manipulatif yang dilakukan dengan sengaja dan secara sadar oleh seseorang atau kelompok kepada orang lain atau kelompok lain. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pandangan siswa terhadap perilaku bullying, gambaran mengenai perilaku bullying yang digunakan oleh anak laki-laki di sekolah homogen, gambaran detil kejadian bullying yang dialami oleh siswa, termasuk bentuk perilaku bullying, faktor penyebab bullying dan cara siswa dalam melakukan penyesuaian terhadap perilaku bullying yang ada. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus dengan metode utamanya adalah wawancara dan observasi. Melalui wawancara dan observasi diperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti. Dengan cara tersebut dapat dilakukan eksplorasi terhadap isu tertentu dan deskripsi peristiwa atau situasi yang dipelajari, juga dapat digali tentang aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yangterlibat dalam kejadian yang diamati tersebut. Penelitian ini dilakukan di sebuah sekolah khusus laki-laki dengan melibatkan siswa-siswa kelas X sebagai subjek penelitian. Dari penelitian ini didapatkan hasil-hasil sebagai berikut: siswa-siswa di SMA “O” menggunakan berbagai bentuk bullying. Bullying secara langsung digunakan kakak kelas untuk menyakiti adik kelas, dan bullying secara tidak langsung cenderung dipakai oleh siswa untuk menyakiti siswa lain yang seangkatan. Bentuk bullying secara tidak langsung yang dipakai berupa merusak hubungan dan ekspresi non-verbal yang dilakukan oleh kakak kelas dengan menunjukkan wajah angkuh, melirik dan menengadahkan dagu. Siswa-siswa di SMA “O” juga tidak melihat tempat dan waktu dalam melakukan bullying. Dimana saja dan kapan saja mereka mau, mereka akan melakukan perilaku bullying. Sikap kepala sekolah yang tidak mengambil tindakan secara tegas untuk menghentikan perilaku bullying ini, akhirnya mempertahankan perilaku tersebut tetap terpupuk dan membuat siswa menganggap perilaku tersebut wajar, sampai akhirnya dianggap sebagai sebuah tradisi, yaitu tradisi ‘senioritas’. Bukan hanya antar siswa yang melakukan bullying tetapi guru ataupun satuan pengamanan sekolah juga turut melakukan bullying kepada siswanya, hal inilah yang turut memupuk suburnya bullying di sekolah Saran teoretis untuk penelitian selanjutnya adalah melakukan penelitian kepada siswa kelas XI, kelas XII dan alumni, untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif sedangkan saran praktis adalah menetapkan peraturan sekolah secara tegas dengan konsekuensinya serta meningkatkan kewenangan pihak sekolah, agar para siswa lebih disiplin dalam berperilaku di sekolah ataupun di luar sekolah serta mengembalikan otoritas pada kepala sekolah dan guru, juga melakukan pendekatan terintegrasi yang melibatkan sekolah, orang tua dan
masyarakat sekitar.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.171875 second(s)