Anda belum login :: 17 Feb 2025 07:35 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Autonomous Guide Cane (AGC) Sebagai Sistem Kognitif Pada Alat Bantu Orang Dengan Keterbatasan Penglihatan
Oleh:
Rippun Gideon Manalu, Ferry
Jenis:
Article from Journal - ilmiah nasional - tidak terakreditasi DIKTI - atma jaya
Dalam koleksi:
Elektra: Jurnal Sains dan Teknologi vol. 4 no. 3 (Dec. 2007)
,
page 243-252.
Topik:
AGC
;
Autonomous Guide
;
Sistem Kognitif
;
Alat Bantu
;
Penglihatan
Ketersediaan
Perpustakaan Pusat (Semanggi)
Nomor Panggil:
EE40
Non-tandon:
1 (dapat dipinjam: 0)
Tandon:
tidak ada
Lihat Detail Induk
Isi artikel
Makalah ini membahas sistem kognitif untuk manusia yang mengalami keterbatasan kognitif pada penglihatan (tuna netra). Alat yang biasa dipaki tunanetra untuk embantu dalam mobilitas yaitu tongkat (biasa disebut tongkat putih/white cane), dan anjing penuntun. Alat bantu berbasis teknologi juga sudah diciptakan menggunakan sinyal akustik dan komputer untuk mendeteksi keadaan lingkungan sekitar. Tetapi perangkat-perangklat yang ada tersebut memiliki kelemahan, terutama dalam hal kenyaman pengguna dan keterbatasab dari alat bantu tersebut. Untuk mengatasi keterbatasan dari alat bantu yang ada, diciptakan alat bantu yang menggunakan pendekatan sistem kognitif. Sistem kognitif adalah sistem yang memiliki kemampuan kognitif. Sistem dapat mengenali, belajar, memahamai, dan bertindak di lingkungan aktivitasnya. Alat bantu yang memiliki kemampuan kognitif. Sistem kognitif adalah sistem yang memiliki kemampuan kognitif. Sistem dapat mengenali, belajar, memahami, dan bertindak di lingkungan aktivitasnya. Alat bantu yang memiliki kemampuan kognitif ini dirancang dengan teknologi wahana gerak mandiri (autonomous vehicle). Hasil yang sudah dicapai berupa wahana gerak mandiri yang dilengkapi sensor, aktuator, dan sistem navigasi. Sensor-sensor yang telah dikembangkan adalah sensor ultrasonik, dan sensor kamera. Aktuator yang dipakai sebagai penggerak adalah motor DC gear. Serta sistem navigasi yang sudah diimplementasikan ke dalam sistem navigasi wahana gerak mandiri adalah Odometry dan Dead Reckoning sebagai subsistem estimasi posisi, Histogramic in MOtion Mapping (HIMM) sebagai subsistem pemetaan, Vector Field Histogram in Motion Mapping (HIMM) sebagai subsistem pemetaan, Vector Field Histogram (VFH) sebagai subsistem penghindaran rintangan, serta A* dan D* sebagai subsistem perencanaan jalur. Dari hasil pengujian diperlihatkan sistem AGC dapat bergerak dari posisi tujuan tanpa menabrak rintangan-rintangan disekitarnya. Sistem dapat bergerak dengan kecepatan 20 cm/s sesuai dengan kecepatan pengguna.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Kembali
Process time: 0.03125 second(s)