Obligasi dinyatakan sebagai suatu bentuk surat bukti hutang, berumur lebih dari satu tahun dan memberikan hasil berupa kupon dengan tingkat suku bunga tertentu. Sebagai bagian instrumen pasar modal, obligasi mempunyai daya tarik lain selain tingkat suku bunga kupon yaitu Capital Gain. Capital Gain dapat diraih apabila obligasi dijual melebihi harga perolehan. Teori keuangan memberikan pengertian perubahan harga obligasi berbanding terbalik dengan perubahan tingkat suku bunga. Apabila tingkat suku bunga mengalami penurunan, maka harga obligasi akan naik, begitu pula sebaliknya. Dengan demikian ada suatu pengaruh kuat bagi harga obligasi sebagai akibat berubahnya tingkat suku bunga. Penelitian mengenai dampak perubahan harga obligasi sehubungan perubahan tingkat suku bunga khususnya untuk jenis obligasi perusahaan dan pemerintah pada pasar modal Indonesia sungguh merupakan topik menarik. Apakah pendekatan teori Durasi dapat digunakan dalam upaya memperkirakan besar dan arah perubahan harga obligasi perusahaan dan pemerintah akibat perubahan tingkat suku bunga?. Apakah ada perbedaan besaran perubahan harga diantara kedua jenis obligasi dimaksud?. Hasil pengujian menunjukkan bahwa perubahan tingkat suku bunga berpengaruh signifikan terhadap pembentukan harga obligasi. Hanya saja akurasi teori Durasi dalam memprediksi perkiraan harga yang terbentuk setelah perubahan tingkat suku bunga tidak dapat dijadikan acuan oleh pelaku pasar dan investor. Hasil ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jacky Kale Lena dan Apriani Dorkas Rambu Atahau. Kesimpulannya adalah hasil perhitungan teori Durasi telah sesuai dengan teori keuangan dimana bila tingkat suku bunga berubah, maka perkiraan harga obligasi akan berubah pula. Nilai rata-rata perubahan harga jenis obligasi pemerintah lebih besar daripada jenis obligasi perusahaan. Perkiraan harga menurut Durasi jenis obligasi perusahaan dan pemerintah secara signifikan berbeda dengan harga riil obligasi yang terbentuk di pasar modal pasca turunnya tingkat suku bunga. Perbedaan tersebut membuktikan bahwa teori Durasi tidak dapat digunakan sebagai alat hitung dalam memperkirakan secara akurat harga obligasi akan terbentuk pasca perubahan tingkat suku bunga. Hal ini disebabkan perubahan harga obligasi tidak hanya dipengaruhi oleh faktor yield to maturity dan present value cash flow saja, tetapi juga faktor lain seperti Default risk, Inflation risk, Call Risk, Exchange rate risk, Liquidity risk, Volatility risk, Re-investment risk (interest on interest factor). |