Anda belum login :: 27 Nov 2024 18:01 WIB
Detail
BukuGambaran Masalah Mahasiswa Indonesia di Amerika dan Penerapan Kompetensi ICS untuk Mengatasinya
Bibliografi
Author: KURNIAWAN, SYLVIA ; Panggabean, Hana Rochani G. (Advisor)
Topik: Inter Cultural Sensitivity (ICS)
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2007    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FP-952
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran mengenai permasalahan yang dihadapi mahasiswa Indonesia yang belajar di Amerika serta bagaimana penerapan kompetensi Intercultural Sensitivity (ICS) terhadap masalah yang dihadapinya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam melalui email dan telepon. Penelitian dilakukan pada 4 mahasiswa Indonesia yang belajar di Amerika dengan karakteristik: sedang belajar di luar negeri, belum lulus s1, belum pernah belajar di luar negeri, dan tidak memiliki anggota keluarga di kota yang sama. Masalah yang dihadapi mahasiswa Indonesia akan dikaji berdasarkan teori yang diambil dari penelitian Munthe (1996) dan dasar teori kompetensi ICS akan diambil dari teori Panggabean (2004a).
Hasil analisis menunjukkan bahwa masalah-masalah yang dialami mahasiswa Indonesia ketika belajar di Amerika adalah masalah bahasa, masalah emosional (homesickness, kesepian, gegar budaya, prasangka, rasis, diskriminasi), ada kebutuhan untuk menjadi independen, masalah perbedaan budaya (tidak tahu budaya sekitar, masalah kebiasaan sehari-hari, masalah perbedaan pendapat, masalah waktu dan janji, masalah pandangan subyek terhadap sikap orang Amerika yang eksklusif). Dari masalah-masalah tersebut, yang menjadi masalah utama subyek adalah masalah perbedaan budaya dan masalah bahasa. Sedangkan kompetensi ICS yang dimiliki mahasiswa Indonesia yang belajar di Amerika adalah Group Harmony, Multiculturality, Active Sensitivity, Initial Cautiousness, Conflict Avoidance, Implicit Communication, Musyawarah untuk Mufakat, dan Mencari Dukungan Sosial. Kompetensi Group Harmony seringkali dipergunakan untuk mengatasi masalah perbedaan budaya (perbedaan pendapat, kebiasaan sehari-hari), bahasa, dan kebutuhan untuk menjadi independen. Kompetensi Multiculturality dipakai untuk mengatasi masalah perbedaan budaya karena kebiasaan sehari-hari. Kompetensi Active Sensitivity digunakan untuk masalah emosional (gegar budaya), kebutuhan untuk menjadi independen, masalah perbedaan budaya (masalah waktu dan janji, masalah pola pandang subyek yang memandang orang Amerika bersifat eksklusif, masalah perbedaan pendapat). Kompetensi Initial Cautiousness digunakan untuk masalah emosional akan gegar budaya. Kompetensi Conflict Avoidance digunakan untuk masalah perbedaan budaya (kebiasaan sehari-hari, perbedaan pendapat) dan masalah diskriminasi. Kompetensi Implicit Communication digunakan untuk masalah perbedaan budaya (kebiasaan sehari-hari, perbedaan pendapat, pandangan terhadap orang Amerika yang bersikap ekslusif). Kompetensi Musyawarah untuk Mufakat digunakan ketika melakukan kegiatan bersama dan mengambil keputusan bersama. Kompetensi mencari dukungan sosial digunakan untuk mengatasi masalah kesepian dan homesickness.
Saran metodologis untuk penelitian selanjutnya adalah agar mengukur kemampuan ICS tidak melalui email dan telepon, melainkan jika memungkinkan dapat diakukan wawancara dan observasi secara langsung serta melakukan pengukuran secara kuantitatif. Dalam pengambilan data, dapat dilengkapi dengan melakukan wawancara terhadap significant others. Peneliti juga mengusulkan topik-topik menarik seperti perbandingan kemampuan ICS mahasiswa Indonesia yang pernah belajar di negara lain dan yang belum pernah, perbandingan kemampuan ICS mahasiswa Indonesia yang memiliki keluarga di luar negeri dengan yang tidak. Selain itu saran praktis bagi calon mahasiswa internasional Indonesia adalah persiapkan diri dengan baik akan bahasa tempat negara yang dituju serta pelajari pengetahuan mengenai budaya setempat. Peneliti juga memberikan saran praktis bagi agen pengurus mahasiswa yang berangkat ke luar negeri untuk mempersiapkan pengetahuan akan budaya, lingkungan sekitar, dan sekolah tempat para calon mahasiswa hendak belajar.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.5 second(s)