Anda belum login :: 23 Nov 2024 19:01 WIB
Detail
BukuUsulan Preventive Maintenence Untuk Mesin Hts Tx-15 Pada Departemen Filament Di PT. Tifico Tangerang
Bibliografi
Author: Putri, Gerda Kusuma ; Sundana, R. Sambas (Advisor)
Topik: preventive maintenance; OEE; fault diagnosis; FMECA
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Unika Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2007    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext: Gerda Kusuma Putri's Undergraduated Theses.pdf (927.76KB; 51 download)
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FTI-235
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
PT. TIFICO adalah perusahaan penghasil serat sintetik khususnya jenis polyester dengan hasil produksi berupa kapas, benang, dan chip polyester. Strategi pembuatan produk PT. TIFICO yaitu make to order dengan proses produksi dilakukan
oleh mesin . Hal ini menyebabkan proses produksi perusahaan ini sangat bergantung pada mesin. Selama ini mesin produksi dirawat dengan melakukan perawatan terjadwal berdasarkan informasi dari produsen mesin, buku panduan mesin, serta laporan pekerja. Kebijakan tersebut tetap dilakukan, walaupun saat ini beberapa assembly sudah diganti dengan merek dari produsen lain karena kelangkaan produk tersebut. Dengan melakukan kebijakan tersebut ternyata masih terdapat downtime losses pada mesin-mesin produksi. Mesin HTS merupakan mesin dengan total downtime losses terbesar, yakni sebesar
270.500 menit selama 13 bulan (Agustus 2005 sampai Agustus 2006). Mengingat pentingnya pemenuhan terhadap scheduling produksi, downtime tersebut perlu diminimasi.
Untuk meminimasi total downtime dari mesin HTS perlu dicari nilai efektifitas mesin saat ini dengan OEE, kemudian dicari penyebab kerusakan dan efek yang ditimbulkan dengan fault diagnosis dan FMECA. Dari analisis kritis FMECA diperoleh
komponen bearing pada coupling termasuk pada level kritis, dan dari langkah pertama perhitungan preventive (pareto) diketahui bahwa komponen bearing memiliki downtime terbesar. Dari identifikasi distribusi ternyata waktu antar kerusakan berdistribusi lognormal dan waktu perbaikan berdistribusi weibull yang artinya mesin sudah memasuki fasa wear out dan perlu dilakukan penggantian pencegahan disamping pemeriksaan. Untuk mengetahui keberhasilan tindakan usulan (preventive maintenance), selain dilakukan perhitungan availability dan reliability, juga dilakukan perhitungan biaya. Setelah melakukan perhitungan, ternyata efektifitas mesin HTS Tx-15 yang sebesar 82% masih dapat dioptimalkan menjadi minimal 85% dengan melakukan
tindakan penggantian pencegahan terhadap komponen bearing pada coupling setiap 45.300 menit dan pemeriksaan setiap 294,91 jam. Dengan melakukan tindakan tersebut komponen bearing akan mengalami peningkatan reliability sebesar 41,89% dengan nilai availability sebesar 98,9%. Selain itu, dari segi ekonomi perusahaan akan menghemat sebesar Rp. 12.754.070,- per siklus.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.1875 second(s)