Anda belum login :: 27 Nov 2024 20:21 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Perbedaan Kecenderungan Belanja Impulsif antara Mahasiswa yang Memiliki Kartu Debet dengan Mahasiswa yang Tidak Memiliki Kartu Debet
Bibliografi
Author:
DAMAYANTI, NIA
;
Tambunan, Raymond A.I.
(Advisor)
Topik:
Kecenderungan Belanja Impulsif
;
Kartu Debet
;
Mahasiswa
Bahasa:
(ID )
Penerbit:
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Tempat Terbit:
Jakarta
Tahun Terbit:
2006
Jenis:
Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Nia Damayanti's Undergraduated Theses.pdf
(708.51KB;
51 download
)
Nia Damayanti's - INTISARI.pdf
(243.13KB;
0 download
)
Ketersediaan
Perpustakaan Pusat (Semanggi)
Nomor Panggil:
FP-951
Non-tandon:
tidak ada
Tandon:
1
Lihat Detail Induk
Abstract
Pada kenyataannya mahasiswa seringkali tidak menggunakan pikiran rasionalnya dalam menentukan barang yang benar-benar dibutuhkannya. Mahasiswa membeli produk dengan berbagai alasan seperti untuk menghilangkan susana hati yang buruk, mengekspresikan identitas atau hanya untuk bersenang-senang. Gaya berbelanja yang “tidak rasional” ini dikenal dengan istilah impulsive buying. Belanja impulsif (impulsive buying) adalah perilaku belanja yang tidak memiliki perencanaan, diwarnai oleh dorongan kuat untuk membeli yang muncul secara tiba-tiba dan seringkali sulit untuk ditahan yang dipicu secara spontan pada saat berhubungan dengan produk, serta diiringi dengan perasaan menyenangkan serta penuh gairah. Sedangakan kecenderungan adalah kesiapan seseorang untuk melakukan suatu tindakan (readiness to act), berdasarkan petunjuk-petunjuk yang berasal dari lingkungan dan atau faktor signifikan lainnya.Kemudahan akses finansial yang diberikan oleh bank bagi nasabahnya di jaman global ini membuat tingkat pembelian semakin tinggi. Kemudahan akses yang diberikan oleh bank antara lain adalah penggunaan kartu kredit, kartu ATM (automated teller machine), dan kartu debet—yang juga menjadi salah satu faktor situasional; ditambah lagi dengan dukungan dari faktor lingkungan belanja, seperti penyediaan fasilitas pembayaran dengan menggunakan kartu.
Kemudahan akses yang ditawarkan oleh penggunaan kartu-kartu ini adalah pemegang kartu tidak perlu membawa uang dalam jumlah besar, yang artinya mereka tidak repot membawa uang banyak, dan karenanya tentu menjadi lebih aman. Mereka hanya tinggal menggesek kartu mereka, memasukkan nomor pin atau membubuhkan tanda tangan maka transaksi belanja bisa segera dilakukan dengan cepat dan mudah. Kemudahan akses untuk melakukan transaksi ini bisa jadi pemicu kecenderungan belanja impulsif.
Kemudahan akses yang diberikan oleh pihak bank dalam penelitian ini dispesifikkan pada kartu debet. Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 6/30/PBI/2004 tentang penyelenggaraan kegiatan alat pembayaran dengan menggunakan kartu, yang dimaksud dengan kartu debet adalah suatu alat pembayaran dengan menggunakan kartu yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi, termasuk transaksi pembelanjaan, penarikan tunai, dan atau pemindahan dana, dimana kewajiban pemegang kartu dipenuhi seketika dengan mengurangi secara langsung simpanan pemegang kartu. Kaitan antara kecenderungan belanja impulsif, kartu debet, dan mahasiswa disini adalah mahasiswa yang memiliki kartu debet lebih memiliki kesempatan dan kemungkinan untuk melakukan belanja impulsif karena adanya faktor pendukung, dimana dia bisa dengan mudah melakukan transaksi belanja dengan menggunakan kartu debet, selain itu ia juga bisa menarik sejumlah uang tunai untuk kemudian melakukan transaksi belanja.
Di samping itu mahasiswa pada umumnya memiliki kartu debet masing-masing karena mereka sudah dianggap lebih dewasa oleh pihak orang tua dan bisa dipercaya dalam menangani dan mengatur keuangan mereka sendiri dalam jumlah terbatas.
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta angkatan 2001-2004 yang diasumsikan memenuhi krtiteria usia remaja akhir (late adolescence) yang berusia sekitar 18-21 tahun. Subjek penelitian ini berjumlah 820 orang mahasiswa dengan pembagian 380 orang remaja laki-laki dan 440 orang remaja perempuan yang berasal dari semua fakultas di Unika Atma Jaya Jakarta yang didapatkan dengan menggunakan teknik stratified random sampling. Penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental yang bersifat komparatif karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan kecenderungan belanja impulsif antara mahasiswa yang memiliki kartu debet dan mahasiswa yang tidak memiliki kartu debet. Alat ukur yang digunakan adalah skala pengukuran kecenderungan belanja impulsif yang disusun oleh Herabadi (2003). Kuesioner ini mewakili dua unsur yang terdapat dalam perasaan para pembeli impulsif, yaitu kognitif dan afektif. Melalui uji t-test didapatkan kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kecenderungan belanja impulsif mahasiswa yang memiliki kartu debet dan mahasiswa yang tidak memiliki kartu debet. Artinya mahasiswa ternyata masih rasional dalam berbelanja. Pada kenyataannya mereka tetap memikirkan jumlah uang yang dimiliki ataupun yang disimpan di bank.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Lihat Sejarah Pengadaan
Konversi Metadata
Kembali
Process time: 0.171875 second(s)