Anda belum login :: 17 Feb 2025 12:59 WIB
Detail
BukuProfil Risk-Taking Behavior Wirausaha Wanita di Jakarta
Bibliografi
Author: Songan, Mila Astari ; BENEDICTA P. DWI RIYANTI (Advisor)
Topik: Risk Taking Behavior
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2006    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FP-933
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Selama ini dunia kewirausahaan dianggap sebagai dunia yang hanya digeluti oleh kaum pria padahal tidak sedikit diantaranya wanita yang terdorong untuk berwirausaha. Yang dimaksud dengan wirausaha wanita adalah wanita kepala dari bisnis yang memiliki inisiatif, menerima segala resiko dan keuangan, bertanggung jawab secara administrasi dan sosial dan secara efektif memimpin dalam manajemennya (Lavoie dalam Meng & Liang, 1996Peranan wanita dalam bidang ekonomi semakin besar dari waktu ke waktu. Wanita bukan hanya menjadi ibu rumah tangga, tetapi berkarier
mencari nafkah untuk keluarga. Di Indonesia, beberapa pengambil keputusan penting di bidang ekonomi adalah wanita baik dalam ekonomi rumah tangga maupun ekonomi nasional Adrianto,dkk,2006). ). Menurut Drucker (1988)
jumlah pengusaha wanita lebih sedikit dan mayoritas bergerak dalam bisnis usaha kecil atau temporer. Hal ini dapat diartikan bahwa peranan wirausaha, termasuk wirausaha wanita bagi peningkatan perekonomian masyarakat
Indonesia besar (Dalimunthe,2004) Dalam berwirausaha pasti ada perilaku mengambil resiko. Setiap tahap pekerjaan mengandung resiko dan menjadi bagian hakiki dari seorang wirausaha, tidak terkecuali wirausaha wanita. Wirausaha harus menghadapi secara sadar segala bentuk resiko. Menurut Sukardi (dalam Riyanti,2003) perilaku mengambil resiko merupakan salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Jika seorang wirausaha tidak berani mengambil
resiko maka hal tersebut akan menjadi penyebab internal kegagalan dalam usahanya (Astamoen,2005).Hal diatas menjadi landasan ketertarikan peneliti memilih topik ini, yaitu Profil Risk-Taking Behavior Wirausaha Wanita di Jakarta. Alasan peneliti memilih wirausaha wanita sebab wirausaha wanita dianggap kaum minoritas dalam dunia usaha, padahal sejak tahun 80-an mengalami
peningkatan (Drucker, 1988). Alasan lain karena di Indonesia beberapa pengambil keputusan penting dalam ekonomi adalah wanita (Adrianto,dkk,2006). Dimasa sekarang wanita sudah sangat besar membantu perekonomian. Alasan peneliti memilih Jakarta karena merupakan ibukota negara dimana pusat dari perekenomian berlangsung dan berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Jakarta juga merupakan tempat terjadi
persaingan yang kompetitif dan penuh tekanan yang membuat para wirausahawan dihadapkan pada situasi yang mengandung resiko. Alasan lain
adalah karena Jakarta merupakan lingkungan yang dekat dengan kehidupan peneliti. Aspek demografi dalam profil yang akan dibuat antara lain berkaitan
dengan usia, status perkawinan, latar belakang pendidikan, pengalaman kerja dan golongan usaha menurut omzet. Alasan memilih aspek demografi
tersebut karena aspek tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi risktaking behavior, seperti yang sudah dijelaskan dalam dinamikanya.
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan tipe penelitian deskriptif. Peneliti menggunakan kuesioner risk-taking behavior yang disusun oleh peneliti berdasarkan dimensi resiko seperti yang dikemukakan oleh Yates (1994). Dimensi risk-taking behavior menurut Yates (1994) antara
lain menyangkut proses mengambil keputusan atau decision making dalam situasi beresiko, keberanian bertindak dalam situasi beresiko dan mampu
menanggung kemungkinan kerugian yang akan dialami dalam situasi beresiko. Hasil uji validitas dan uji reliabilitas dapat disimpulkan bahwa alat
ukur risk-taking behavior valid dan reliabel menurut standar reliabilitas dari Guilford (1987).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh wirausaha wanita di Jakarta memiliki risk-taking behavior yang tinggi. Wirausaha wanita di
Jakarta memiliki risk-taking behavior yang tinggi pada dimensi Mampu menanggung resiko. Risk-taking behavior yang tinggi dimiliki oleh wirausaha
wanita di Jakarta yang berada pada kelompok usia young adulthood. Risktaking behavior yang tinggi dimiliki oleh wirausaha wanita di Jakarta yang
status pernikahannya belum pernah menikah / single. Risk -taking behavior yang tinggi dimiliki oleh wirausaha wanita di Jakarta yang latar belakang pendidikannya diatas SMU / (diploma,sarjana). Risk-taking behavior yang
tinggi dimiliki oleh wirausaha wanita di Jakarta yang pernah memiliki pengalaman kerja sebelumnya. Risk-taking behavior yang tinggi dimiliki oleh
wirausaha wanita di Jakarta yang bergerak di bidang perdagangan usaha kecil-menengah.
Saran yang dapat diberikan oleh peneliti untuk penelitian yang akan datang dengan topik serupa adalah sebaiknya dilakukan penggalian dan
memperkaya data-data secara kualitatif (jurnal-jurnal penelitian, artikel serta buku panduan) yang lebih terstruktur mengenai risk-taking behavior
wirusaha .Peneliti menyarankan kepada wirausaha wanita yang sudah berani mengambil resiko, tetap mempertahankan perilaku mengambil resiko. Hal ini
disarankan agar wirausaha wanita tetap mampu berkompetisi dalam bidang ekonomi sehingga membawa kemajuan dan kesuksesan dalam usahanya. Jika seorang wirausaha tidak berani mengambil resiko maka hal tersebut akan
menjadi penyebab internal kegagalan dalam usahanya (Astamoen,2005). Namun, bagi beberapa dimensi dari risk-taking behavior yang rendah perlu
ditingkatkan melalui program-program pelatihan risk-taking behavior. Peneliti menyarankan agar program pelatihan tersebut perlu diselenggarakan
oleh organisasi wirausaha wanita, seperti IWAPI.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.15625 second(s)