Saat ini dimana perkembangan zaman kian pesat, dengan segala kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, semakin banyak orang yang sadar untuk menyesuaikan diri dengan kemajuan tersebut. Penyesuaian ini dilakukan dengan cara meningkatan kinerja serta kualitas dalam segala aspek kehidupan. Kesadaran untuk lebih maju dan mengaktualisasikan dirinya, juga timbul dalam diri wanita, dimana pada “Era of change” ini mereka terdorong untuk dapat menunjukkan diri mereka seutuhnya sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang mereka miliki. Namun, walaupun dampak dari adanya kemajuan di bidang pendidikan dan teknologi, memberikan kesempatan yang lebih luas bagi wanita untuk berkarir dan berprestasi, hal ini tidak cukup membuat sebagian besar wanita terbebas dari norma sosial yang berpandangan bahwa wanita seharusnya memusatkan diri pada hal domestik saja (urusan rumah tangga). Norma sosial ini, membuat keberhasilan wanita baik dalam bidang pendidikan maupun pekerjaan akan menimbulkan konflik yang merupakan dilema antara gambaran dirinya yang memiliki potensi dan kesempatan untuk dapat meraih keberhasilan, serta adanya harapan-harapan lingkungan sosialnya. Keadaan inilah yang dikenal dengan sebutan fear of success, yaitu suatu hambatan psikologis yang membuat seorang wanita kurang dapat berprestasi, terutama dalam suatu situasi yang kompetitif dengan pria (Atkinson & McClelland dalam Shaw & Constanzo, 1985). Berangkat dari fenomena fear of success yang umumnya dialami oleh wanita yang mempunyai orientasi berprestasi tinggi atau wanita yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meraih keberhasilan (Shaw & Constanzo, 1985), maka peneliti bermaksud untuk meneliti fear of success pada sejumlah wirausaha wanita, untuk melihat gambaran fear of success pada wirausaha wanita berdasarkan tingkat pendidikan, usia, lama usaha, status pernikahan, serta omzet dari wirausaha wanita. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan tipe penelitian deskriptif dan untuk pendekatan yang digunakan, peneliti akan menggunakan pendekatan kuantitatif. Sedangkan untuk alat ukur dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan alat ukur fear of success yang berbentuk kuesioner. Alat ukur fear of success ini terdiri dari tiga aspek, yaitu loss of feminity, loss of social self-esteem, dan social rejection. Sebelum sampai pada tahap pengumpulan data, peneliti harus melakukan proses uji validitas dan reliabilitas data Dalam melakukan uji validitas, peneliti menggunakan perhitungan skor internal consistency dengan rumus korelasi Pearson. Sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode Alpha Cronbach. Dari hasil uji reliabilitas dapat disimpulkan bahwa alat ukur fear of success cukup reliabel menurut standar reliabilitas dari Guilford. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan, wirausaha wanita memliki fear of success yang rendah. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa berdasarkan usia, sebagian besar wirausaha wanita, baik yang berusia dewasa muda maupun dewasa madya memiliki tingkat fear of success yang rendah. Berdasarkan status pernikahan, sebagian besar wirausaha wanita, baik yang sudah menikah maupun belum menikah memiliki tingkat fear of success yang rendah. Berdasarkan lama usaha, sebagian besar wirausaha wanita, baik yang lama usahanya sama dengan atau di bawah 10 tahun maupun yang lama usahanya di atas 10 tahun memiliki tingkat fear of success yang rendah. Berdasarkan tingkat pendidikan, sebagian besar wirausaha wanita, baik yang tingkat pendidikannya sama dengan atau di bawah SMU maupun yang tingkat pendidikannya di atas SMU memiliki tingkat fear of success yang rendah. Yang terakhir, berdasarkan strata omzet usaha, sebagian besar wirausaha wanita, baik yang omzet per tahunnya di bawah strata 3 maupun subyek yang omzet per tahunnya sama dengan atau di atas strata 3 memiliki tingkat fear of success yang rendah. Sedangkan perbedaan fear of success yang signifikan, khususnya untuk dimensi social rejection hanya ditemukan pada faktor usia. Kemudian, walaupun hasil penelitian tidak menemukan adanya perbedaan yang signifikan pada fear of success wirausaha wanita berdasarkan tingkat pendidikan, namun dalam dimensi social rejection ditemukan adanya perbedaan yang cukup signifikan. Saran yang dapat diberikan oleh peneliti untuk penelitian yang akan datang dengan topik serupa adalah menggunakan penggalian dan analisa data kualitatif yang terstruktur agar hasil yang didapatkan lebih mendalam. Penggunaan jumlah sampel yang lebih besar, dengan variasi jenis usaha serta lokasi usaha yang lebih luas juga dianjurkan agar hasil penelitian dapat lebih mewakili populasi. Selain itu agar pengisian kuesioner dapat dilakukan secara optimal, peneliti akan meminta subyek secara pribadi untuk mengisi kuesioner tersebut sementara penulis menunggu serta memberikan waktu yang lebih lama kepada subyek. Yang terakhir, agar jawaban responden lebih orisinal atau asli dan bukan merupakan hasil pengulangan jawaban dari kuesioner pengujian alat ukur, maka pada pengambilan data field, peneliti akan menggunakan sampel yang berbeda dengan sampel yang digunakan pada tahap uji coba alat ukur. |