Penelitian ini diawali dengan pengamatan peneliti terhadap fenomena anak jalanan yang tinggal di Griya Asih, yaitu suatu wadah penanganan anak jalanan. Griya Asih memiliki visi, misi, dan program, yang pelaksanaanya disesuaikan dengan Konvensi Hak Anak tahun 1989 (KHA). KHA berisikan hak-hak anak yang harus dipenuhi oleh Griya Asih yaitu, hak anak terhadap kelangsungan hidup, hak anak terhadap perlindungan, hak anak terhadap tumbuh kembang, dan hak anak untuk berpartisipasi. Dugaan peneliti bahwa jika hak-hak anak telah terpenuhi, maka anak akan memiliki suatu keinginan untuk lebih maju dan berkembang, didukung oleh konsep hierarchy of need dari Maslow (dalam Feist, Jess & Feist, Gregory J., 2002) yang mengatakan bahwa tingkat kebutuhan dasar harus dipenuhi atau relatif dipenuhi sebelum tingkat kebutuhan yang lebih tinggi muncul. Kebutuhan dasar disini yang dimaksud dalam penelitian adalah kebutuhan dasar anak jalanan di Griya Asih seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Sementara kebutuhan yang lebih tinggi adalah keinginan atau kebutuhan untuk maju dan berkembang dalam memperbaiki masa depannya, yang merupakan aspek-aspek yang terkait dengan motivasi berprestasi (Nurpatria, 1998). Jika mengacu pada teori Maslow, yaitu konsep hierarchy of need, peneliti menduga kebutuhan atau hak anak yang telah diatur dalam KHA tersebut setara atau bisa disamakan dengan tingkat-tingkat dalam hierarchy of need, misalnya kebutuhan atau hak anak dalam hal kelangsungan hidup merupakan hal yang termasuk dalam kebutuhan fisik (Physiological needs). Begitu juga dengan kebutuhan akan rasa aman (Safety needs), juga tercantum dalam kebutuhan atau hak anak untuk mendapatkan perlindungan. Kemudian kebutuhan akan rasa cinta dan kasih sayang (Love and Belongingness needs), bisa termasuk dalam kebutuhan atau hak anak dalam hal kelangsungan hidup dan hak anak dalam tumbuh kembang. Selanjutnya kebutuhan atau hak anak untuk berpartisipasi, bisa termasuk kedalam kebutuhan akan harga diri (Esteem needs). Kebutuhan yang terakhir dari Maslow adalah self-Actualization needs atau bisa dikatakan sebagai kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri yaitu kecenderungan bagi seseorang untuk mengaktualisasikan potensi-potensi atau bakat-bakatnya untuk mengembangkan dirinya (Maslow, dalam Nugroho, 1943). Kebutuhan inilah yang dijadikan oleh peneliti sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi oleh anak jalanan untuk maju dan berkembang untuk memperbaiki masa depannya. Namun demikian, perlu diketahui bahwa Motivasi berprestasi tidak hanya ditentukan berdasarkan terpenuhi atau tidaknya kebutuhan atau hak-hak dasar tersebut. Terdapat faktor lain yang turut mempengaruhi motivasi berprestasi, antara lain, urutan kelahiran, lingkungan dan masyarakat, jumlah anggota keluarga, lingkungan sekolah, jenis kelamin, dan pola asuh. Oleh karena itu, selain menguji apakah terdapat hubungan antara pemenuhan hak-hak anak dengan motivasi berprestasi, penelitian ini juga ingin melihat pengaruh dari faktor-faktor yang telah disebutkan tersebut. |