Anda belum login :: 17 Feb 2025 07:32 WIB
Detail
BukuUji Analisis Psikometri Tes 3MS (Modified Mini-Mental State Test) pada Lansia di Indonesia
Bibliografi
Author: Adesla, Veronica ; Halim, Magdalena Surjaningsih (Advisor)
Topik: Alat Tes 3MS; Alzheimer Demensia; Uji Analisis Psikometri; Lansia; Panti Werdha
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2007    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FP-917
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Penelitian ini diawali dengan pengamatan peneliti akan fakta terbatasnya alat tes penapisan Alzheimer Demensia (AD) yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya di Indonesia. Berdasarkan hasil diskusi melalui e-mail dengan Paulus Anam Ong, seorang neurolog di RSHS Bandung UNPAD, hingga saat ini alat tes penapisan AD yang sudah teruji validitas dan reliabilitasnya di Indonesia, dan sudah dipakai selama lebih dari 10 tahun adalah tes MMSE (Mini-Mental StateExamination). Alat tes MMSE ini telah mengalami modifikasi pada tahun 1987 oleh Evelyn Lee Teng, dan Helena Chang Chui dengan nama 3MS test (Modified Mini-Mental State test). Tes 3MS ini dibuat untuk meningkatkan kegunaan tes MMSE. Pada tes 3MS terjadi: penambahan 4 buah item tes, pengadministrasian yang lebih seragam dan terstandar, serta pen-skoringan yang lebih ketat dengan rentang skor total yang lebih luas dari 0-100. Hal ini dilakukan dalam usaha untuk mendapatkan suatu variasi sampel fungsi kognitif yang lebih luas, meliputi suatu jangkauan tingkat kesukaran yang lebih luas, dan meningkatkan reliabilitas dan validitas skor tes (Teng, E.L., Chui, H.C., & Gong, A., 1990; Teng, E.L., Chui H.C., 1996).
Berdasarkan penjelasan tes 3MS di atas, maka sangat disayangkan hingga saat ini tes 3MS belum “masuk” dan digunakan di Indonesia padahal penggunaan tes 3MS ini dapat lebih menggali status fungsi kognitif seseorang secara lebih kritis dan mendalam jika dibandingkan dengan tes MMSE. Terutama mulai saat ini kebutuhan akan alat tes penapisan Alzheimer Demensia akan semakin meningkat akibat jumlah populasi lansia Indonesia yang semakin meningkat. Pada tahun 2000, jumlah populasi lansia di Indonesia telah menduduki urutan ke-empat setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Selanjutnya diproyeksikan bahwa populasi lansia antara tahun 1990-2025 akan naik 41,4%, dan angka kenaikan ini adalah yang tertinggi di seluruh dunia (Suara Merdeka, 2003). Peningkatan jumlah populasi lansia secara besar-besaran ini mengindikasikan keharusan untuk melakukan penanganan yang lebih serius akan masalah-masalah yang dihadapi oleh lansia, antara lain adalah masalah kesehatan yang rentan dialami oleh lansia, yaitu Alzheimer Demensia. Penanganan yang lebih serius dan harapan untuk dilakukan sesegera mungkin ini bertujuan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang akan muncul akibat jumlah populasi lansia yang overload sehingga kesejahteraan hidup lansia dapat terus dibina.
Adanya fenomena mengenai alat tes 3MS dan fakta peningkatan populasi lansia di Indonesia tersebut menyadarkan peneliti akan pentingnya dilakukan penelitian awal/pilot study mengenai uji kelayakan tes 3MS yang meliputi uji validitas dan uji reliabilitas tes di Indonesia. Melalui hasil uji kelayakan tes 3MS ini diharapkan dapat memberikan sedikit gambaran validitas dan reliabilitas dari alat tes 3MS pada lansia di Indonesia.
Penelitian ini dilakukan pada lansia yang berusia = 65 tahun yang tinggal di DKI Jakarta. Lansia harus sesuai dengan karakteristik komunitas kontrol sebagai berikut: subyek normal, tidak menderita demensia, tidak sedang menjalani perawatan medis untuk masalah akut apapun, pendidikan minimal subyek adalah SD/pendidikan formal sejenisnya pada masa mereka atau sekurang-kurangnya subyek mampu membaca, dan menulis. Subyek merupakan komunitas kontrol dengan harapan agar subyek tidak mengalami kesulitan dalam memahami dan menjalani pengetesan 3MS dan MMSE.
Penelitian ini merupakan penelitian pilot study yang bersifat non eksperimental, yaitu peneliti tidak melakukan manipulasi apapun pada variabel yang akan diukur.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang dilakukan dengan melakukan perhitungan statistik uji psikometri alat tes 3MS.
Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah non random sampling jenis judgemental sampling. Jumlah subyek untuk try out adalah 30 orang lansia yang terdiri atas 24 lansia perempuan dan 6 lansia laki-laki yang tinggal di Panti Werdha Karya Bhakti Ria Pembangunan. Jumlah total sampel field dengan menggunakan try out terpakai dalam penelitian ini adalah 75 orang lansia yang terdiri atas 53 lansia perempuan dan 22 lansia laki-laki.
Hasil pengolahan data ini meliputi hasil uji analisis item, validitas konstruk tes, dan reliabilitas tes. Hasil uji analisis item dengan menggunakan metode corrected item-total correlation menghasilkan 2 dari 15 item tes 3MS yang tidak berkorelasi signifikan namun kedua buah item ini tetap digunakan dengan pertimbangan kemungkinan error ketika melakukan pengadministrasian dan jumlah subyek yang terbilang kurang banyak (hanya 30 orang). Hasil uji validitas konstruk dengan menggunakan uji internal consistency dan uji korelasi tes baru (3MS) dan tes lama (MMSE) menunjukkan bahwa tes 3MS tepat mengukur 1 trait tunggal yaitu fungsi kognitif. Hasil uji reliabilitas tes dengan menggunakan metode satu kali administrasi-Coefficient Alpha menunjukkan bahwa secara keseluruhan, setiap item dalam tes 3MS mampu “memancing” respon yang konsisten dari subyek/tes 3MS reliabel.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.1875 second(s)