Seiring pemakaian internet yang semakin merebak, internet telah memberi terobosan besar dalam bidang komunikasi. Ada 2 metode untuk berkomunikasi di internet; synchronous (contoh: chatting) dan asynchronous (contoh mail, bulletin board, dll). Perbedaan antara synchronous dengan asynchronous yang terutama tergantung dari ada tidaknya jeda antara pertukaran pesan dan fleksibilitas waktu antar pengguna komunikasi tersebut. Variabel kepribadian dinyatakan sebagai salah satu faktor yang mendasari pemilihan bentuk komunikasi dan penelitian yang ada menunjukkan bahwa domain kepribadian extraversion seseorang berkaitan erat dengan masalah komunikasi di dalam kehidupan.Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada perbedaan penggunaan cara berkomunikasi synchronous dan asynchronous di internet antara remaja yang memiliki tingkat extraversion tinggi dan rendah menurut Five Factor Model. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan menggunakan kuesioner aktivitas dan kepribadian. Penelitian dilakukan pada mahasiswa-mahasiswi Atma Jaya Jakarta.Pada penelitian ini item extraversion diukur dengan skala NEO FFI yang merupakan versi pendek dari NEO PI-R yang dikembangkan berdasar pada faktor analisis item NEO PI dengan menggunakan SPSS v. 13.0. Kemudian komunikasi synchronous atau asynchronous ditentukan dengan jawaban subjek akan kegiatan yang dilakukannya selama bermain di dunia maya. Untuk menguji signifikansi dan melihat ada tidaknya perbedaan, digunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya korelasi yang signifikan antara penggunaan cara berkomunikasi synchronous ataupun asynchronous baik pada orang dengan tingkat extraversion tinggi maupun rendah. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya faktor-faktor lain yang berperan mempengaruhi hasil, seperti e-mail yang merupakan salah satu cara komunikasi asynchronous¸yang ternyata sangat umum digunakan orang dan merupakan komunikasi yang terkuat, hal ini terbukti karena mayoritas responden menjawab menggunakan e-mail. Faktor waktu juga ikut berperan, karena synchronous memerlukan penggunanya untuk berada di depan komputer bersamaan, banyak orang yang cenderung memilih menggunakan sarana asynchronous yang lebih fleksibel dalam hal waktu. Kedua hal yang telah saya sebutkan ini dapat mempengaruhi hasil penelitian sehingga keterkaitan faktor kepribadian terhadap pilihan sarana komunikasi tidak dapat terlihat. Hal ini menandakan bahwa penelitian ini sendiri memiliki keterbatasan karena terlalu spesifik pada komunikasi online saja serta keterbatasan alat test yang ada, serta kurang adanya kontrol seperti durasi, frekuensi penggunaan masing-masing cara komunikasi, dan lain sebagainya. Disarankan pada penelitian selanjutnya, item harus dipastikan lebih mendetil, dan pertanyaan-pertanyaan lebih luas, dengan kontrol yang lebih baik. |