Alopecia totalis memang tidak menyerang fisik individu, tetapi perubahan yang diakibatkannya cukup signifikan. Kebotakan yang terjadi mengakibatkan stres bagi si penderita, sehingga si penderita harus mengatasinya (coping). Untuk dapat mengatasi stres yang ditimbulkan, penderita membutuhkan dukungan sosial yang dapat diperoleh dari orang yang juga menderita penyakit yang sama, dari keluarga dan teman, juga dari profesional di bidang kesehatan. Di luar negeri sudah ada support group dari yayasan khusus alopecia areata untuk mengakomodasi kebutuhan penderita, yang beranggotakan para penderita alopecia areata hingga alopecia universalis. Dengan adanya support group, para penderita tidak merasa sendirian, dan secara tidak langsung para penderita itu sendiri telah membentuk suatu sistem dukungan sosial antar penderita. Sayangnya di Indonesia belum ada, sehingga penderita membutuhkan dukungan sosial dari sumber lainnya untuk dapat bangkit kembali, seperti keluarga dan teman. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan 1 orang responden. Karena langkanya penderita, desain yang digunakan adalah studi kasus tunggal. Metode utama pengambilan data adalah dengan wawancara sebagai pedoman umum. |