Fairy Tale Test merupakan alat tes proyektif yang mengukur kepribadian untuk anak usia 7-12 tahun. Alat tes ini pertama kali dikembangkan di Yunani sebagai bagian dari disertasi Carina Coulacoglou dan menggunakan teori kepribadian psikoanalisa Freud sebagai dasar pengaplikasiannya. Materi dasar yang digunakan pada alat tes ini adalah dongeng, menggunakan 21 kartu bergambar sebagai stimulus,dan terdiri dari 29 sub skala yang mengukur 29 variabel kepribadian. Pengembangan alat tes ini sedang dilakukan di Indonesia dan memerlukan proses adaptasi agar bisa digunakan di Indonesia. Salah satu prosedur yang diperlukan dalam adaptasi adalah analisis psikometri terhadap FTT. Analisis psikometri yang dilakukan dalam penelitian ini hanya mengambil dua sub skala dari FTT, yaitu Anxiety (ANX) dan Depresion (D), berdasarkan kepentingan dan kegunaan aspek kepribadian pada skala tersebut dengan situasi anak di Indonesia saat ini. Jika dikaitkan dengan tahap perkembangan, pada usia 7-12 tahun anak mulai memasuki pendidikan formal, yaitu sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal juga merupakan agen sosialisasi ketiga setelah keluarga dan peers, karena proporsi yang besar dalam kehidupan anak di dominasi oleh sekolah. Pada usia ini, menurut Freud, orientasi anak terhadap peers dan penguasaan kemampuan intelektual, fisik, serta sosial meningkat dan mereka mulai mengembangkan keahliannya dalam mengerjakan sesuatu. Kegagalan anak dalam mengerjakan sesuatu akan mengembangkan perasaan inferior dalam dirinya. Di Indonesia, sistem kurikulum yang ada seringkali dirasakan membebani anak-anak usia sekolah dengan beban akademik yang relatif berat. Selain harus menghadapi tuntutan akademik di sekolah, tuntutan untuk beradaptasi terhadap lingkungan baru supaya diterima peers, anak juga berhadapan dengan tuntutan orangtua untuk meraih prestasi yang tinggi. Situasi yang menimbulkan tekanan ini dapat menyebabkan kecemasan (anxiety) yang dapat menurunkan kepercayaan diri anak dan mempengaruhi mereka untuk mengembangkan perasaan kekurangan, ketidakmampuan. Saat anak tidak mampu memenuhi tuntutan orangtua mereka, muncul perasaan sedih, bersalah dan malu. Beban tugas akademik dan tuntutan sosial untuk bisa beradaptasi saat memasuki lingkungan baru, bertemu dengan orang-orang di luar keluarga inti, juga dapat menjadi faktor penekan yang kemudian dapat membawa anak pada keadaan depresi. Kecemasan dan Depresi pada anak perlu dilihat sebagai aspek penting yang dapat mempengaruhi kepribadian anak. Melihat pentingnya pengukuran terhadap kedua variabel kepribadian ini peneliti merasa perlu untuk melakukan analisis validitas dan reliabilitas terhadap kedua sub skala FTT yang memuat variabel tersebut pada pengukuran anak-anak usia 7-12 tahun di Jakarta.Analisa validitas dilakukan melalui validitas konstruk dengan kriteria internal dan eksternal. Analisa validitas konstruk dengan kriteria internal dilakukan menggunakan teknik analisa faktor, sedangkan untuk kriteria eksternal dilakukan correlation with other test dengan alat tes CPQ sebagai tes pembanding. Jumlah sampel yang digunakan untuk perhitungan validitas baik dengan kriteria internal maupun eksternal adalah 143. Analisa terhadap reliabilitas kedua sub skala dilakukan menggunakan metode interscorer, dengan jumlah sampel yang digunakan adalah 106. Sampel yang digunakan berasal dari lima sekolah di lima wilayah Jakarta (Barat, Timut, Utara, Selatan, dan Pusat) dan sebagian besar sampel memiliki status sosial ekonomi rendah. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil yang belum memuaskan pada hasil perhitungan validitas konstruk, baik dengan kriteria internal maupun eksternal, sedangkan perhitungan reliabilitas menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Dari hasil analisa faktor didapat 11 faktor, dengan 5 sub skala yang memiliki factor loading yang besar di dua faktor, dan 1 sub skala yang tidak mengukur faktor manapun. Perhitungan validitas dengan kriteria eksternal menunjukkan bahwa skala ANX dan D masing-masing hanya berkorelasi dengan 1 dari beberapa faktor CPQ yang diasumsikan berhubungan dengan kedua sub skala tersebut. Hasil perhitungan reliabilitas dengan teknik interscorer menunjukkan hampir semua sub skala, termasuk sub skala Anxiety dan Depression yang diteliti reliabel dalam mengukur konstruknya, dan hanya 1 skala yang tidak reliabel, yaitu Repetitions. |