Seiring dengan perkembangan kota Jakarta yang semakin dipenuhi oleh mal, wajar jika kemudian remaja-remaja di Jakarta semakin banyak menghabiskan waktu luang mereka di tempat tersebut. Pada akhirnya, remaja-remaja tersebut akan menjadi kegiatan mengunjungi mal sebagai suatu kebiasaan (habit). Adapun habit yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh identitas dirinya, sementara identitas sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut seseorang. Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud untuk mencari tahu pola hubungan antara nilai dengan habit strength mengunjungi mal pada remaja akhir di Jakarta. Habit mengunjungi mal adalah suatu konstruk mental yang dapat diukur dengan skala yang diadaptasi dari Self-Report Habit Index (SRHI) yang dikonstruksi oleh Bas Verplanken. Sementara itu, nilai terdiri dari 10 tipe dan merupakan tujuan yang berusaha dicapai seseorang dan berfungsi sebagai pembimbing seseorang dalam kehidupannya sehari-hari. Penelitian ini menggunakan konsep nilai dan alat ukur yang dibentuk oleh Shalom Schwartz. Jumlah sampel adalah 134 orang (64 lelaki dan 70 perempuan). Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara nilai hedonism, achievement, power, dan stimulation dengan habit strength mengunjungi mal. Sementara itu, terdapat korelasi negatif yang signifikan dengan nilai universalism, conformity, dan tradition dengan habit strength mengunjungi mal. Nilai yang tidak berkorelasi signifikan adalah nilai self-direction, benevolence, dan security.. |