Penelitian ini ingin melihat apakah ada perbedaan regulation of learning antara siswa dan siswi kelas II SLTP “X” Bekasi. Dalam dunia pendidikan terdapat pertentangan tentang kapasitas intelektual antara laki – laki dan perempuan. Pendapat terdahulu, mengemukakan adanya perbedaan kapasitas intelektual antara laki – laki dan perempuan (dalam Gage&Berliner, 1991). Penelitian terbaru mengemukakan bahwa tidak ada perbedaan kapasitas intelektual antara laki – laki dan perempuan. Jika tidak terdapat perbedaan kapasitas intelektual antara laki – laki dan perempuan, maka seharusnya tidak terdapat perbedaan prestasi akademik (Gage&Berliner, 1991). Tetapi, pada kenyatannya ditemukan bahwa ada perbedaan prestasi akademik antara laki – laki dan perempuan (dalam “Learning style”, 2005). Salah satu penyebab perbedaan prestasi akademik itu adalah regulation of learning. Regulation of learning dipengaruhi oleh karakteristik dari masing – masing laki – laki dan perempuan dalam belajar. Perempuan lebih menyukai kegiatan yang terorganisir pada saat belajar. Selain itu, karena adanya role expectation perempuan memiliki dorongan untuk menyenangkan orang dewasa sehingga mereka terdorong untuk mendapatkan prestasi yang baik di sekolah. Di sisi lain, para laki – laki memiliki asumsi mengenai kemampuan mereka yang melebihi kemampuan mereka sebenarnya sehingga mereka malas untuk belajar. Karakteristik seperti inilah yang menyebabkan terjadinya perbedaan regulation of learning antara siswa – siswi. Berdasarkan teori tersebut, penulis ingin melakukan pengujian pada remaja khususnya siswa – siswi SLTP kelas II. Pengujian ini dilakukan di Bekasi terhadap 106 subjek dari satu sekolah yang sama. Pengambilan data sampel dilakukan dengan menggunakan acidental sampling karena penulis mengambil sampel berdasarkan sampel yang dapat ditemui pada waktu mencari data. Untuk memperoleh data, penulis menggunakan alat tes Inventarisasi Cara Belajar (ICB) yang diadaptasi oleh Ajisuksmo (1996) dari Inventory of learning style yang dikembangkan oleh Vermunt & VanRikswijk (1988). Inventarisasi Cara Belajar digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui regulation of learning yang dimiliki oleh subjek. Inventarisasi Cara Belajar terdiri dari beberapa bagian, tetapi pada penelitian ini, penulis hanya menggunakan bagian yang mengukur regulation of learning. Jumlah item yang mengukur regulation of learning adalah sebanyak 28 item yang mewakili tiga komponen dari regulation of learning. Hasil perhitungan statistik menggunakan metode t-test. Dari perhitungan t-test didapatkan adanya perbedaan self - regulation yang signifikan antara siswa dan siswi; ada perbedaan external regulation yang signifikan antara siswa dan siswi.Hasil pengujian statistik terhadap hipotesa yang ada dalam penelitian ini didukung dengan teori yang dipaparkan pada bab II. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa para siswa melakukan lack of regulation dan para siswi melakukan self – regulation atau external regulation. Kesimpulan ini didapatkan dengan melihat nilai mean dari masing – masing komponen regulation of learning. Dengan demikian dapat disarankan kepada sekolah dan orangtua untuk mengarahkan pengaturan kegiatan belajar anaknya ke arah yang lebih positif. Subjek dalam penelitian ini hanya diambil dari satu SLTP di Bekasi, maka generalisasi hasil penelitian ini tidak dapat dilakukan untuk seluruh siswa – siswi SLTP di Bekasi. Untuk dapat digeneralisasikan pada populasi yang lebih luas, penulis menyarankan untuk melakukan pengambilan sampel pada beberapa SLTP agar hasil yang diperoleh lebih objektif dan memberikan gambaran yang akurat secara khas pada kelompok tersebut. |