Anda belum login :: 23 Nov 2024 06:27 WIB
Detail
BukuGambaran Internal Working Model dalam Kualitas Berelasi pada Remaja Pertengahan yang Popular dan Ditolak (Studi terhadap siswa/i SMU St. Antonius II)
Bibliografi
Author: Meidiantari, Anna Pierli ; DANNY IRAWAN YATIM (Advisor)
Topik: Internal Working Model; Peer-Status; Remaja Pertengahan
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2006    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FP-863
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Permasalahan yang hendak diangkat dalam penelitian ini adalah mengenai gambaran internal working model dalam kualitas berelasi pada remaja pertengahan yang popular dan ditolak. Penelitian ini mengacu pada teori adult attachment: four category model yang dikembangkan Bartholomew dan Horowitz (1991). Menurut Bowlby (1991), internal working model adalah sebuah struktur kognitif mengenai diri dan orang lain yang berkembang sebagai hasil interaksi awal antara anak dengan figure attachment. Internal working model ini memiliki dua komponen penting, yakni model of self dan model of others. Bartholomew & Horowitz (1991) mencoba melakukan dikotomisasi terhadap kedua working model ini untuk menghasilkan kategori kualitas berelasi atau disebut juga internal working model dalam kualitas berelasi. Working model terdapat pada setiap manusia dan digunakan untuk menyaring dan memahami berbagai social event yang terjadi. Working model dalam hal ini berfungsi sebagai pedoman yang mengarahkan setiap individu dalam berelasi dan merupakan komponen yang menentukan bagaimana individu membentuk, mempertahankan dan menjalani relasinya di kemudian hari. Menjadi individu yang popular berarti individu tersebut disukai dan memiliki banyak teman. Sedangkan menjadi individu yang ditolak berarti tidak disukai dan tidak memiliki teman. Dalam berelasi, setiap remaja berkemungkinan menjadi popular maupun ditolak. Salah satu faktor yang mempengaruhi individu menjadi popular ataupun ditolak adalah faktor perilaku, yakni bagaimana individu tersebut berperilaku dalam berelasi dengan temannya.
Remaja popular maupun ditolak memiliki cara tersendiri dalam berelasi. Perbedaan dalam kemampuan berelasi ini merupakan hasil dari adanya perbedaan kategori kualitas berelasi dengan cara kerja model of self dan model of others yang berbeda pula. Adanya perbedaan dalam kemampuan berelasi inilah yang mengakibatkan remaja jatuh pada status tertentu dalam kelompok teman sebaya. Untuk itulah peneliti tertarik untuk mengetahui perbedaan gambaran internal working model diantara keduanya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pedoman wawancara sebagai tehnik pengambilan data. Subyek dalam penelitian ini berjumlah empat orang yang terdiri dari 2 remaja popular, 1 orang laki-laki dan 1 orang wanita. Serta 2 remaja ditolak, 1 orang laki-laki dan 1 orang wanita. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa setiap remaja dalam kategori popular maupun ditolak memiliki kategori kualitas berelasi yang bervariasi. Dua remaja popular memiliki kategori kualitas berelasi tipe secure dan dismissing. Sedangkan dua remaja ditolak memiliki kategori kualitas berelasi tipe preoccupied dan fearful. Untuk meningkatkan kualitas dari kemungkinan dilakukannya penelitian lanjutan, peneliti menyarankan untuk menggali kualitas relasi secara menyeluruh. Termasuk kualitas relasi subyek dengan keluarga dan kualitas relai subyek pada umumnya. Dengan demikian dapat terlihat dinamika internal working model dalam kualitas berelasi yang lebih kaya.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.171875 second(s)