Dimensi extraversion oleh Eysenck (Larsen & Buss, 2002) membahas orientasi sosial individu. Tinggi-rendahnya derajat extraversion menentukan fokus orientasi sosial individu. Bila derajat extraversion cenderung tinggi maka fokusnya ke arah eksternal (orang lain) dan derajat extraversion cenderung rendah maka fokusnya ke arah internal (diri sendiri). Kadar tinggi-rendahnya derajat extraversion dapat berubah berdasarkan faktor situasi dan lingkungan sehingga dimensi ini merupakan suatu kontinum yang terus berjalan sesuai dengan keadaan individu (Abbott,2001). Persahabatan adalah suatu situasi sosial yang menarik diteliti pada usia dewasa muda karena individu menghabiskan lebih banyak waktu bersama sahabat dibandingkan kelompok usia lainnya. Pada masa dewasa muda, sesuai dengan tahap perkembangan Erikson (dalam Hall & Lindzey, 1985) yang tercapai adalah intimacy. Individu dapat membangun suatu ikatan intimasi yang kuat melalui kapasitas untuk berbagi dan mengerti orang lain (Papalia & Olds, 1992). Sahabat berperan penting dan membentuk kepribadian pada masa dewasa muda. Persahabatan pada wanita dewasa muda dikatakan sebagai persahabatan yang paling intim dan intens. Keintiman merupakan fungsi positf dalam persahabatan, namun dapat menjadi faktor penyebab masalah-masalah persahabatan wanita. Fungsi persahabatan dibagi menjadi tiga, yaitu fungsi persahabatan sebagai pemenuhan kebutuhan untuk bantuan, dukungan sosial, dan melakukan hobi (Argyle & Henderson, 1985). Disposisi psikologis mempengaruhi pola-pola persahabatan dengan adanya perbedaan trait-trait kepribadian, motif-motif, dan pilihan-pilihan pribadi (Fisher & Oliker, dalam Blieszner & Adams, 1992) maka dapat diasumsikan oleh peneliti adalah semakin tinggi derajat extraversion maka semakin kuat hubungannya dengan fungsi persahabatan. Hal ini disebabkan oleh orang dengan derajat extraversion yang cenderung tinggi orientasi sosialnya adalah ke arah eksternal (orang lain) bukan pada dirinya sendiri.Peneliti akan menggunakan subyek penelitian yaitu wanita dewasa muda, berusia 20-30 tahun. Teknik pengambilan sampling yaitu accidental sampling. Instrumen alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eysenck’s Personality Inventory (1964) versi bahasa Indonesia dan skala fungsi persahabatan yang disusun oleh peneliti. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode utama kuesioner, dengan metode Pearson Product Moment.Secara umum dalam penelitian ini ada hubungan antara derajat extraversion dan fungsi persahabatan pada wanita dewasa muda di Jakarta |