Tanpa mengesampingkan sumber daya lainnya, sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang menentukan masa depan suatu organisasi baik itu swasta ataupun instansi pemerintahan. Meskipun belakangan ini teknologi berkembang menjadi semakin canggih, namun sumber daya teknologi tersebut tidak akan berjalan dengan baik tanpa sumber daya mansia berada di belakangnya. Oleh karena itu tidaklah berlebihan jika di masa modern ini, organisasi berlomba – lomba untuk mempertahankan dan menguatkan sumber daya manusia yang dimilikinya demi mengoptimalkan usaha untuk mencapai sasaran yang maksimal. Pada hakikatnya, sumber daya manusia dapat menjadi sebuah aset yang menguntungkan ataupun merugikan. Menguntungkan apabila sumber daya manusia tersebut dapat memberikan hasil dan manfaat optimal bagi perusahaan. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk memikirkan kepuasan kerja sumber daya manusia mengingat kepuasan kerja yang tinggi dapat memaksimalkan potensi dan semangat yang tinggi sehingga akan berakibat pada tingginya performance kerja sumber daya manusia tersebut. Mengingat bahwa peranan sumber daya manusia dalam suatu organisasi sangatlah penting maka organisasi tersebut harus mengusahakan agar para karyawannya memiliki semangat kerja yang tinggi dan akan bekerja secara maksimal. Dalam hal ini, peran pemimpin sangatlah menjadi satu faktor yang sangat berpengaruh. Pemimpin di organisasi harus mempelajari apa yang diinginkan oleh karyawannya masing – masing. Dengan demikian, pemimpin harus dapat memberikan contoh pada karyawan sehingga dapat mengarahkan dan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan dengan baik dan ptimal.Kepemimpinan di dalam suatu organisasi adalah bagaimana usaha seseorang untuk mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan para karyawannya agar dapat bekerja / berperan serta guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Singkatnya bagaimana cara pemimpin atau manajer untuk “membuat” orang lain bekerja untuk mencapai tujuan dari organisasi tersebut (James L. Gibson ed al., 1997, Hal. 39). Sedangkan Hersey & Blanchard (1988) mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses atau kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi suatu kelompok sehingga mereka memiliki keinginan dan bersedia melakukan kegiatan – kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan bersama. Sementara itu, Hemphill & Coons (1957) mengatakan bahwa kepemimpinan adalah perilaku seseorang ketika sedang mengatur kegiatan dari suatu kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Selain itu, Tannenbaum, Weschler, & Massarik (1961) mendefinisikan kepemimpinan sebagai pengaruh interpersonal yang dilatih dalam situasi tertentu yang diarahkan melalui proses komunikasi untuk mencapai tujuan tertentu. Dari berbagai macam definisi kepemimpinan diatas dapat disimpulkan bahwa definisi dari kepemimpinan adalah proses kegiatan yang dilakukan untuk mempengaruhi suatu kelompok sehingga kelompok tersebut bersedia melakukan kegiatan – kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Dengan demikian pimpinan berfungsi untuk mempengaruhi karyawan agar mereka mau bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi. Selain itu ada faktor lain yang mempengaruhi stres kerja yaitu lingkungan kerja baik secara fisik, temporal ataupun psikologis. Lingkungan kerja fisik tersebut dapat berupa banyak hal antara lain adalah gedung, tipe konstruksi gedung, ventilasi, temperatur, pencahayaanm dan sanitasi. Lingkungan kerja fisik ditekankan oleh Wallace et al. (dalam Cooper & Payne, 1988) sebagai salah satu faktor yang dapat menyebabkan stres kerja. Sedangkan Munandar mengemukakan bahwa lingkungan kerja fisik mempunyai pengaruh terhadap kondisi faal dan psikologis diri seorang karyawan, juga dapat merupakan pembangkit stres (Munandar 2001). Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melihat apakah ada hubungan antara persepsi karyawan terhadap efektifitas pimpinan dan lingkungan kerja fisik dengan tingkat stres kerja karyawan. Penelitian ini akan dilakukan dengan pengambilan data pada 50 karyawan Perusahaan PT Adikarya Existama yang merupakan sebuah perusahaan yang memperkerjakan lebih dari 400 tenaga kerja dengan teknologi dan peralatan berstandar tinggi. PT Adikarya Existama adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan pemasaran panggung serta booth atau stand untuk pame ran. Lokasi PT Adikarya Existama terletak di Ruko Taman Palem, Cengkareng – Jakarta Barat. Sedangkan gudang atau workshop PT Adikarya Existama terletak di daerah Dadap, Tangerang.. Berdasarkan hasil perhitungan data yang telah dilakukan melalui teknik statistik korelasi Pearson Product Moment, menunjukkan bahwa hipotesa null ditolak dan hipotesa alternatif diterima. Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara persepsi karyawan terhadap efektivitaspimpinan dan lingkungan kerja fisik dengan tingkat stres kerja karyawan PT. XX. Artinya adalah semakin tinggi persepsi karyawan terhadap efektivitas pimpinan dan lingkungan kerja, semakin besar pula tingkat stres kerja. Begitu juga sebaliknya, semakin buruk persepsi karyawan terhadap efektivitas pimpinan dan lingkungan kerja, semakin buruk pula tingkat stres kerja |