Anda belum login :: 24 Nov 2024 02:40 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Perbedaan Tingkat Extraversion Menurut Five-Factor Model Antara Mahasiswa/I yang Mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa Dan Mahasiswa/I yang Tidak Mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa di Unika Atma Jaya
Bibliografi
Author:
Faresolla, Anka
;
Tambunan, Raymond A.I.
(Advisor)
Topik:
Perbedaan Tingkat Extraversion Menurut Five Factor
Bahasa:
(ID )
Penerbit:
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Tempat Terbit:
Jakarta
Tahun Terbit:
2006
Jenis:
Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Anka Faresolla's Undergraduated Theses.pdf
(350.95KB;
73 download
)
Anka Faresolla's - INTISARI.pdf
(231.12KB;
2 download
)
FP-852.pdf
(4.12MB;
8 download
)
Ketersediaan
Perpustakaan Pusat (Semanggi)
Nomor Panggil:
FP-852
Non-tandon:
tidak ada
Tandon:
1
Lihat Detail Induk
Abstract
Pengembangan kemahasiswaan di Unika Atma Jaya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional, sebagai kelengkapan kegiatan kurikuler,
yang disebut ko-kurikuler dan ekstrakurikuler. Ko-kurikuler adalah kegiatan dikampus yang tidak berdasarkan unsur-unsur kurikulum tetapi masih ada kaitannya dalam upaya membantu penalaran mahasiswa. Sedangkan ekstrakurikuler adalah
kegiatan yang sama sekali di luar kurikuler.
Bentuk realisasi dari kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa di tingkat Universitas ini dibentuklah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Unit Kegiatan
Mahasiswa dikategorikan sebagai organisasi, dimana di dalamnya terdapat sekumpulan orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu (Deaux, 1988). Lebih tepatnya, Unit Kegiatan Mahasiswa merupakan salah satu bentuk dari organisasi kemahasiswaan. Di mana organisasi kemahasiswaan merupakan wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan danpeningkatan keilmuan serta integritas kepribadian. Pada dasarnya organisasi kemahasiswaan merupakan wadah latihan yang berfungsi mengakomodir kebutuhan mahasiswa dalam mengembangkan diri. Karena organisasi
kemahasiswaan merupakan tempat mahasiswa melakukan kegiatan belajar menjadi seorang pemimpin. Namun pada kenyataannya, hasil penelitian menunjukkan hanya 30 % subjek yang mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa. Kemudian muncul pertanyaan apakah UKM sudah berfungsi dengan baik dalam pengembangan kepribadian
mahasiswa/i-nya? Dengan menggunakan Five-Factor Model, penelitian ini ingin melihat dimensi extraversion pada remaja. Hal ini dikarenakan menurut Costa & McCrae dimensi extraversion merupakan dimensi yang lebih menonjol
dibandingkan dengan dimensi-dimensi lainnya. Selain itu dimensi extraversion merupakan dimensi yang berkaitan dengan interaksi interpersonal.Oleh sebab itu, dalam penelitian non-eksperimental ini penulis berusaha mengukur perbedaan tingkat extraversion menurut Five Factor Model antara
mahasiswa/i yang mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa dan mahasiswa/i yang tidak mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi aktif di Unika Atma Jaya yang berada di wilayah Semanggi dan Pluit, berusia 18 – 22 tahun. Seluruh variabel penelitian diukur dengan mengadministrasikan kuesioner kepada 388 sampel penelitian (194
mahasiswa dan mahasiswi tiap kelompok) yang dipilih dengan teknik random sampling.
Berdasarkan uji T-test : Independent Means yang dilakukan, ditemukan adanya perbedaan tingkat extraversion yang signifikan antara kedua kelompok
penelitian. Hal ini dimungkinkan karena Unit Kegiatan Mahasiswa di Unika Atma Jaya sudah berfungsi cukup maksimal dalam pengembangan kepribadian mahasiswa dan mahasiswinya. Dalam hal ini, sesuai dengan teori Costa & McCrae bahwa lingkungan juga turut mempengaruh perkembangan kepribadian seseorang.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Lihat Sejarah Pengadaan
Konversi Metadata
Kembali
Process time: 0.1875 second(s)